Kuda Kepang di Pawai Budaya 2013 (Humas) |
KabareBralink – Dianggap tak menarik, sejumlah
tari rakyat yang pernah berkembang di wilayah Purbalingga keberadaanya makin
tersisih oleh seni modern. Apalagi banyak diantara pelaku seni rakyat yang
memang sudah berusia tua, tak lagi mampu melanjutkan kiprahnya dalam
melestarikan seni tersebut.
“Memang seni
rakyat kebanyakan memiliki ciri-ciri, gerakan yang sederhana dan durasi
penampilannya cukup lama sehingga membosankan. Sangat berbeda dengan seni
modern yang cenderung energik dan bervariasi,” ungkap Kepala Bidang Kebudayaan
pada Dinas Kebudayaan pPariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Drs Sri
Kuncoro, di sela-sela Pawai Budaya dalam rangka Hari Jadi ke-183 Kabupaten
Purbalingga, di komplek Alun Alun Selatan, Minggu (29/12).
Menyadari
kondisi tersebut, Dinbudparpora Purbalingga mulai melakukan program revitalisasi seni pertunjukan rakyat. Hal
tersebut dilakukan sebagai upaya pembinaan dan pelestarian seni tradisional
yang berkembang di masyarakat.
Tahun ini,
lanjut Kuncoro, telah dilakukan program revitalisasi 5 jenis seni tari rakyat,
yakni Aplang, Daeng Paksi Muda, Rodat, Angguk dan Kuda Kepang. Program
ini dilakukan oleh generasi muda dan digarap sedemikian rupa, penuh dinamis dan energik.
Harapanya, akan disukai generasi muda sehingga mampu berkembang dan lestari.
“Hasil dari
program ini kita tampilkan dalam Pawai Budaya. Pelakunya para pelajar dan generasi
muda sejumlah sanggar seni,” jelasnya.
Program
revitalisasi seni rakyat dilaksanakan di Sanggar Tari Sari Ratri Kutasari
dengan revitalisasi tari Aplang, kemudian tari Angguk oleh Sanggar Tri
Manunggal Budaya desa Kembangan, Bukateja, tari Daeng oleh SMA Negeri 1
Bobotsari, tari Rodat SMK Negeri 1 Kutasari dan Kuda Kepang oleh STM YPT 2
Purbalingga.
“Revitalisasi
kesenian akan kita selenggarakan terus dan kita tingkatkan setiap tahunnya.
Tahun ini lima kesenian, tahun besok sepuluh dan seterusnya,” terang Kepala Dinbudparpora
Drs Akhmad Khotib MPd
Ditanya
keberlanjutan kegiatan pawai budaya, menurut Khotib, akan diselenggarakan rutin
tiap tahun dengan thema yang berbeda. Perbedaan itu, katanya, merevitalisasikan
kebudayaan yang ada di pelosok Purbalingga.
“Ini jalan
menuju Purbalingga yang mempunyai jati diri budaya Purbalingga. Termasuk juga
untuk mendukung terus berkembangnya budaya Jawa Tengah dan Indonesia,”
jelasnya.
Pawai budaya
tahun ini diikuti oleh sedikitnya 80 peserta. Terdiri dari peserta pelajar atau
sekolah sebanyak 35 utusan, program revitalisasi seni tradisional 5 kelompok, kecamatan
dan gabungan perangkat 36 kelompok serta peserta BUMD sebanyak 4 kelompok.
Yang
istimewa, pelasanaan Pawai Budaya kali ini, dihadiri Gubernur Jawa Tengah
bersama Ny Siti Atikoh Ganjar Pranowo. Sayangnya, Gubernur Ganjar Pranowo tidak
bisa menyaksikan pawai hingga usai, karena harus melanjutkan kunjungan kerja di
Kabupaten Banjarnegara.
Selain
Ganjar Pranowo, peserta pawai diterima Bupati Purbalingga Drs Sukento Rido
Marhaendrianto MM, Ketua DPRD H Tasdi SH MM, dan jajaran Muspida. Kegiatan ini
sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur atas pelantikan Sukento sebagai Bupati
devinitif oleh Gubernur Ganjar Pranowo, Sabtu (28/12) kemarin. (Humas/Hr)
Ayo sedulur, mayuh diuri-uri kesenian tradisional Purbalingga...
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !