![]() |
Romantisme (www.bekas.com) |
“Saya rasa saat ini banyak ibu yang mengabaikan tugas pelayanan kepada suami. Bukan saja melayani secara biologis, tetapi pelayanan dalam keseharian harus selalu diperhatikan. Jangan malas mandi, jangan memakai daster yang usianya sudah 10 tahun saat suami hendak berangkat bekerja,” kata Bupati Drs Sukento Rido Marhaendrianto MM saat membuka Sarasehan Peningkatan Kualitas Ibu dalam Mewujudkan Ketahanan Keluarga, di Pendapa Dipokusumo, Sabtu (4/1).
Seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka peringatan
Hari Ibu ke-85 tingkat kabupaten Purbalingga. Sarasehan diikuti jajaran
Gabungann Organisasi Wanita dan sejumlah perwakilan perusahaan di Purbalingga.
Menurut Sukento, dalam mewujudkan ketahanan keluarga, para
ibu harus memiliki trust atau
kepercayaan. Sehingga mampu membentuk suasana saling menghargai dan bekerjasama
antar seluruh anggota keluarga. “Rasa saling menghargai harus menjadi hal yang
utama dalam keluarga,” tandasnya.
Hal lain yang perlu dimiliki istri adalah integritas. Yakni
berperilaku disiplin dan konsisten, berfikir, berkata dan bertindak terpuji
serta professional dan bertanggungjawab kepada keluarga. “Itu semua menjadi
modal bagi seorang istri untuk menjadi ibu
yang berkualitas dan bisa mewujudkan ketahanan keluarga yang prima,” tambahnya.
Senada dengan Bupati, salah satu pembicara, Brigadir Teguh
Susilo SPsi menyampaikan tujuh tips menuju keluarga harmonis. Antara lain
membuat komitmen jangka panjang, saling percaya, terbuka untuk curhat, saling memberi
hadiah pada momen tertentu serta memiliki saat berdua pada momen istimewa.
“Pasangan juga dituntut mampu saling memaafkan dan membuat
solusi terbaik atas segala permasalahan yang terjadi dalam keluarga,” kata
Teguh Susilo.
Pembicara lainnya, Dra Tri Wuryaningsih MSi dari Unsoed
Purwokerto menuturkan salah satu upaya menjadi wanita yang memiliki kesetaraan
gender adalah dengan melakukan perubahan paradigma kesetaraan gender.
“Perempuan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan strategis
gender. Sehingga dapat menguatkan perempuan dalam memperoleh akses yang lebih
besar terhadap sumber daya yang dimiliki. Juga dapat berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang lebih seimbang antara laki-laki dan perempuan,”
jelasnya. (Humas/Hr)
nDuwe bojo ya kudu diopeni, dilayani sing apik... mbok lunga ya sing rugi dewek mbok... hehe
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !