![]() |
Gambar adalah Ilustasi (Sumber : www.menjourneyid.com |
Suatu hari seorang penyebar agama Islam bernama Syech
Gandiwasi asal Turki menghadap Kangjeng Panembahan
Senopati Ing Ngalogo Mataram dan mohon
untuk menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Pada waktu itu (tahun 1586-1601) kekuasaan Kanjeng Panembahan Senopati memang meliputi seluruh
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa
Barat, sehingga mendapat sebutan “Kaisar Seluruh Jawa”. Ia adalah Raja Mataram baru, yang
tersohor sakti mandraguna,
berwibawa dan pandai bergaul dengan rakyatnya. Mendapat permohonan dari
penyebar agama Islam asal Turki itu, ia merasa senang, karena berarti akan menambah pengetahuan agama bagi rakyat Kerajaan Mataram yang sudah memeluk agama Islam sejak jaman Kerajaan
Demak dulu.
Permohonan Syech Gandiwasi akhirnya dikabulkan dan ia
diizinkan menyebarkan agama Islam di kawasan kaki Gunung Slamet. Setelah
mendapat izin, ia lalu merencanakan membangun padepokan di tempat tujuan, guna mendidik para
santrinya. Dalam perjalanan ketempat
tujuan, ia singgah dan sementara bermukim dulu di sebuah tempat yang bernama
Kedung Belis. Di tempat persinggahan ini ia merasa tidak tenang, oleh gangguan jin setan yang tak ada hentinya. Guna mencegah
ganguan itu, Syech Gandiwasi kemudian memohon kepada Allah SWT, dengan cara
bersemedi yang kemudian tempat persemedian ini diberi nama Dukuh Pamujan.
Permohonan Syech Gandiwasi
kepada Allah SWT ternyata tidak sia-sia. Para jin itu berhasil
disingkirkan, setelah terlebih dahulu melakukan
kejar-kejaran. Jin-jin itu kemudian menyingkir (semisih) ke suatu tempat
yang sekarang bernama Penisihan. Sedangkan
tempat di mana Syech Gandiwasi
dengan para jin berkejaran, dikenal dengan nama Desa Dagan. Merasa tidak betah
tinggal di Kedung Belis, ia bermaksud pindah tempat yang lebih nyaman. Maka diumpuklah dua buah batu sebesar rumah
di sebuah tanjakan tinggi. Kemudian ia berdiri di atas tumpukan batu itu untuk
melihat kondisi lokasi tinggal yang
tepat. Tanjakan ini dikelak kemudian dikenal dengan sebutan Watu
Tumpang. Dari tempat inilah, perjalanan lalu dilanjutkan ke arah sebuah hutan
yang sekarang disebut Limbasari.
Menurut Sekdes Limbasari R.Edi Prasojo, Syech Gandiwasi mempunyai putra bernama Ketut Wlingi. Namun sementara
orang mengatakan, bahwa Ketut Wlingi adalah murid padepokan Gandiwasi yang
datang dari Bali bersama Patrawisa.
Kemudian Ketut Wlingi dinikahkan dengan
Siti Rumbiah, putri dari gurunya. Sementara Patrwisa adalah cantrik Syech Gandiwasi yang meninggal saat sedang membangun saluran air. Itulah
sebabnya saluran air di desa Limbasari
kemudian disebut Patrawisa. Dari pernikahannya dengan Ketut Wlingi, Siti
Rumbiah menurunkan putra putri masing-masing bernama Wlingi Kusuma dan Sri Wasiati
yang sangat cantik sehingga orang menyebutnya Putri Ayu Limbasari.
Setelah menginjak usia dewasa kecantikan Sri Wasiati semakin
bertambah. Akibatnya banyak orang yang ingin meminangnya, termasuk beberapa
orang Adipati yang datang untuk melamarnya. Para Adipati yang pernah melamarnya
itu antara lain Adipati Wirayuda, Adipati Wiratenaya, Adipati Wirataruna dan Adipati Wirapraja. Namun
semuanya belum mendapat jawaban pasti dari orang tua Sri Wasiati.
Sebab lamaran yang datang bersamaan
itu malah membuat bingung pihak keluarga perempuan. Melihat kegundahan hati adiknya (Sri Wasiati) Wlingi Kusuma akan mengadakan sayembara sebagai jalan
keluar. Sayembara itu adalah barang siaapa dapat mengalahkan dirinya (Wlingi Kusuma), maka dialah yang
berhak menjadi pendamping Sri Wasiati. Namun dalam pertandingan satu lawan satu itu, tak
seorangpun dari semua Adipati yang pernah melamar Sri Wasiati berhasil mengalahkan Wlingi Kusuma yang terkenal kesaktiannya sehingga para Adipati itu bersepakat untuk melawan
dengan cara kroyokan.
Pengeroyokan itu ternyata dilaksanakan dan setelah dibunuh, mayat Wlingi Kusuma
dipotong-potong menjadi beberapa
bagian. Kemudian bagian kepala dikubur
di makam Siregol, Desa Tlahab Kidul, gembungnya dikubur di Pelumbungan, kemaluannya dikubur di Sikonthol
Desa Beji Karanganyar. Sedangkan kakinya
dikubur di wilayah hutan perbatasan
Banjarsari-Karangjambu, yang sekarang dikenal dengan nama Lemah Jejekan.
Kematian Wlingi Kusuma yang tidak semestinya, membuat Sri Wasiati
semakin bingung. Dalam batin ia
berpendapat, bahwa kecantikan memang bisa membahagiakan, namun juga bisa membuat
malapetaka. Oleh karena itu ia berpesan kepada gadis-gadis Desa Limbasari, agar kecantikannya jangan meniru dirinya,
apalagi melebihi tetapi yang sederhana saja.
Saking gelap pikirannya, Sri
Wasiati memohon kepada Allah SWT
dengan cara tapa pendem. Dalam laku ini ia menguburkan diri dalam tanah yang diberi
seutas benang panjang menjulur ke permukaan
tanah. Pesannya sebelum dimasukan ke
liang lahat. Bila benang ditarik masih
bergerak, artinya ia masih hidup. Sebaliknya bila tidak bergerak,
menunjukan ia meninggai dunia. Begitulah setelah kurang lebih satu
minggu melakukan tapa pendem, benang itu
lalu ditarik, tetapi tidak bergerak sama
sekali yang berarti ia sudah meninggal dunia. Segera tempat pertapaan itu digali, dan betapa terkejut semua
keluarganya waktu melihat Sri Wasiati sudah tidak bernyawa lagi. Tetapi
apa yang dapat diperbuat, meski para Adipati juga ikut menyesal, karena nyawa
seorang putri ayu tidak dapat diselamatkan lagi.
Sri Wasiati mengambil langkah itu bukan tidak beralasan.
Sebab bila salah satu Adipati yang melamar diterima, tentu kondisi Desa Limbasari akan menjadi kacau. Karena Adipati lain yang lamarannya ditolak, tentu akan membalas
dendam. Hal itulah yang tidak diinginkan oleh Sri Wasiati, sehingga demi
masyarakat di desanya, dirinya rela berkorban jiwa. Setelah ditinggal mati oleh
putrinya, ayah ibunya lalu meninggalkan
padepokannya dan bermukim di Srandil
sampai akhir hayatnya.
Sri Wasiati setelah meninggal dunia lalu mendapatkan
julukan “Putri Ayu Limbasari’ yang
benar-benar cantik lahir batin. Hingga
sekarang makam Putri Ayu Limbasari masih terjaga dengan baik. Lokasinya di
seberang Galeri Batik Muning Sari, dan
masih dianggap keramat. Makam itu diperkirakan berada di bekas Padepokan Limba Sari. Namun sisa-sisa bekas padepokan sekarang sudah tidak ada.
Nah itulah Desa Limbasari
Kecamatan Bobotsari, yang terletak 15 kilometer utara pusat kota
Purbalingga. Di desa ini terdapat banyak potensi wisata yang belum dikelola
seperti obyek wisata alam Patrawisa ,
terletak di lembah gunung Tukung dan gunung Pelana, yang kecantikan alamnya
mampu memikat hati seseorang untuk berkali-kali datang mengunjunginya.
Untuk menuju bendungan Patrawisa
dibutuhkan waktu 30 menit berjalan kaki dari Limbasari, karena jaraknya hanya 1,7
kilometer. Patrawisa adalah sebuah bendungan yang berada di muara sungai Tungtung Gunung dan Sungai Wlingi. Selain itu
juga terdapat air terjun mini,
serta sendang-sendang jernih yang bisa membuat hati pengunjung terpesona.
(Oleh : Triatmo, Budayawan dan Ahli Sejarah Purbalingga)
Ingat..,!! Kesempatan tidak akan datang untuk ke-2 kali……!!!
ReplyDeleteKami Hadir Utk Menjawab Kebutuhan Anda.Terhadap Produk Elektronik.Transaksi Aman DanTerpercaya.Kami Menawarkan Berbagai Jenis Type HP,LAPTOP dan CAMERA.DLL, Dgn Harga TERJANGKAU/ SUPER PROMO DI GUNUNG MAS PONSEL TEMPAT BELANJA ONLINE AMAN DAN TERPERCAYA. 100% BEBAS PENIPUAN
MINAT PIN BB: 582F8501 HUB/SMS:0851-4515-5828 klik web resmi kami di http://gunungmas-phone.blogspot.com/
Ready Stock! Samsung Galaxy A8 Rp.2.900.000
Ready Stock! oppo R5 Rp.3.000.000
Ready Stock! Apple iPhone 5 32GB Rp.2.500.000
Ready Stock! Apple iPhone 5S 32GB Rp.3.000.000
Ready Stock! Samsung Galaxy A3 A300H Rp.1.500.000
Ready Stock! Samsung Galaxy A5 A500F Rp.2.000.000
Ready Stock! Samsung Galaxy E5 E500H Rp.1.500.000
Ready Stock! Samsung Galaxy Grand Prime SM-530H Rp.800.000.
Ready Stock! Asus Zenfone 2 ZE551ML RAM 4GB Rp.2.000.000
Ready Stock! Samsung Galaxy S3 I9300 .Rp.1.500.000.
Ready Stock! Samsung Galaxy S6 32GB Rp.3.300.000
Ready Stock! Samsung Galaxy Note N7100.Rp.2.000.000.
Ready Stock! Samsung Galaxy Note 4 SM-N910H Rp.3.500.000
Ready Stock! Samsung Galaxy Note 3 Rp.2.000.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy S5 Rp.2.000.000,
Ready Stock ! Samsung Galaxy S4 l9500 Rp.1.500.000
Smsung grend frem'y bs kurang gk
ReplyDelete