Pemilihan Umum
Kepala Daerah Purbalingga sudah usai. Secara umum, hajatan demokrasi itu berlangsung
lancar, aman dan terkendali. Hasilnya, meski belum ditetapkan resmi, pasangan
Tasdi –Dyah Hayuning Pratiwi (Tasdi-Tiwi) menjadi pemenangnya. Wakil bupati incumbent dan putri mantan
bupati itu akan duduk sebagai R1 – R2 pada 2016-2021 mendatang.
Analisis Hasil Pilkada
Purbalingga sudah kita sajikan secara berseri dan bisa dibaca disini http://www.kabarebralink.com/2015/12/analisis-pilkada-purbalingga-tasdi-tiwi.html
dan disini http://www.kabarebralink.com/2015/12/analisis-pilkada-purbalingga-2-tasdi.html
Setelah
pertarungan politik usai, kini saatnya bersama membangun Purbalingga tercinta.
Ada beberapa catatan kami untuk Tasdi – Tiwi sebagai pemenang Pilkada agar bisa
segera memajukan dan mensejahterakan warga ’kota knalpot’ itu sesuai dengan
janji kampanyenya.
Pertama,
Tasdi-Tiwi harus segera membangun rekonsiliasi dengan rivalnya, yaitu kubu dari
pasangan Sugeng Sucipto (SUCI). Seperti diketahui, perebutan pimpinan kepala
daerah seringkali menimbulkan friksi antar pendukung, bukan hanya ditingkat
elit namun sampai ke akar rumput. Apalagi, pilkada yang hanya diikuti oleh 2
pasangan calon, gesekan akan semakin besar. Oleh karena itu, wajib hukumnya
kubu pemenang tidak terlalu jemawa dengan kemenanganya dan segera merangkul
pihak yang kalah. Lupakan persaingan, bangkit dan bersama membangun Purbalingga.
Kita patut memberikan apresiasi, kedua pasangan cukup dewasa dalam berpolitik sehingga pasca pilkada Purbalingga tetap kondusif aman dan terkendali.
Catatan kami yang
kedua, kemenangan Tasdi-Tiwi diraih dengan dukungan masif dari masa akar rumput
di Pedesaan. Bukannya mengabaikan perkotaan, akan tapi Tasdi-Tiwi harus
memberikan perhatian lebih ke pedesaan. Apalagi, kantong-kantong kemiskinan
memang lebih banyak ada di pedesaan. Sebagai informasi, 31 persen Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) Purbalingga ditopang oleh sektor pertanian yang
ada di pedesaan. Sektor pertanian masih lebih banyak menjadi andalan masyarakat Purbalingga
dibanding sektor industri, jasa dan lainnya. Artinya, dengan memberikan
perhatian lebih kepada perdesaan, sektor pertanian seharusnya juga akan
mendapatkan porsi yang lebih besar.
Jadi, mari bersama membangun desa. Petani Sejahtera, Desa Berdaya, Purbalingga
pun akan maju.
Kemudian, PR yang
ketiga bagi Tasdi-Tiwi adalah merangkul para birokrat karena merekalah yang
akan menjadi garda terdepan untuk melaksanakan program-program pemerintah.
Padahal, analisis kami menyebutkan Tasdi-Tiwi tak cukup banyak mendapatkan
dukungan kalangan birokrat. Sudah
menjadi pengetahuan umum, para pensiunan pejabat yang dimotori mantan Bupati
Sukento (tentu memiliki pendukung di kalangan birokrat) mendukung pasangan
SUCI. Fakta berikutnya, Tasdi-Tiwi juga
kalah telak di kantong-kantong hunian PNS.
Tasdi-Tiwi harus melupakan hal ini, tidak mengambil langkah kontra
produktif, misalnya, dengan mutasi PNS besar-besaran. Tasdi-Tiwi harus memperlakukan sama semua PNS,
bukan didasarkan pada dukungan politik pada Pilkada kemarin dan seharusnya PNS
memang netral.
Selanjutnya, kami
berharap pasangan Tasdi-Tiwi segera tancap gas, bekerja keras sehingga bisa
merealisasikan semua janji-janji kampanyenya untuk memajukan Purbalingga dan
mensejahterakan masyarakatnya.
Sebagai masyarakat, mari kita kawal mereka. Lupakan persaingan dan perbedaan piliha politik saat Pilkada, dukung jika mereka menjalankan program-program pro rakyat dan kritisi jika mereka melenceng dan tidak menjalankan amanah dengan baik
Salam Mendoan.
(Tim Redaksi Kabare Bralink)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !