PURBALINGGA
– Sekumpulan pemuda yang tergabung dalam Forum Pemuda Bukateja
Bersatu (FPBB) melaunching budidaya lele sistem Bioflok dan
Akuaponik. Kegiatan itu dilakukan dalam kawasan Pesantren
Kewirausahaan Terpadu yang berada di wilayah RT 04 RW -1
Desa/Kecamatan Bukateja, Purbalingga.
Ketua
FPBB Suratno menuturkan, kegiatan pesantren kewirausahaan budidaya
ikan lele terpadu merupakan salah satu program strategis yang
disepakati paska deklarasi FPBB, 28 Oktober lalu. Dalam kawasan
pesantren kewirausahaan itu, FPBB ingin mendobrak dan menggugat
sistem budidaya lele konvensional dengan menjadi pelopor kemajuan
teknik budidaya lele dengan sistem Bioflok dan Akuaponik.
“Belum
banyak yang menerapkan sistem ini. Kami berharap usaha ini menjadi
pengungkit bagi pemuda dalam membangun kemandirian,” katanya usai
peresmian Pesantren Kewirausahaan Budidaya Ikan Lele Terpadu, Selasa
(29/12).
Menurutnya,
budidaya ikan lele dengan sistem Bioflok dan Akuaponik merupakan
teknik budidaya yang mengintegrasikan budidaya tanaman dengan
budidaya ikan lele. Dalam sistem ini, lanjutnya, pemeliharaan ikan
dilakukan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi
mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil
(floc) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan. Pertumbuhan
mikroorganisme di pacu dengan cara memberikan kultur bakteri non
pathogen (probiotik), dan pemasangan aerator yang akan menyuplai
oksigen sekaligus mengaduk air kolam.
Pada
tahap awal, lanjut Suranto, pihaknya telah membangun 20 kolam ikan
lele dan limaratusan pot untuk media tanaman. Target produksi untuk
budidaya ikan lele adalah pembenihan, pembibitan dan pembesaran.
“Sedangkan
tanaman yang kami budidayakan meliputi tanaman cabe, tomat, terong
dan sawi. Tanaman ini kami usahakan dalam media tanam arang dan batu
hidup dengan suplay nutrisi dari kolam ikan lele yang ada. Jadi
sangat organik,” jelasnya.
Dia
menambahkan, keberadaan pesantren kewirausahaan ini merupakan
kegiatan pilot projeck pemberdayaan pemuda yang nantinya akan
dikembangkan dengan berbagai kegiatan lainnya. Diantaranya
pengembangan budidaya lahan padi dengan metode SRI (System of Rice
Intensification-red), sentra industry kreatif, sentra tanaman hias,
volley centre, dan perpustakaan saung.
“Saya
berkeyakinan kegiatan ini mampu berkontribusi dalam perolehan nilai
tambah secara ekonomis.Sehingga nantinya semakin memantapkan daya
saing dan kemandirian FPBB dalam memberdayakan anggotanya,”
tandasnya.
Camat
Bukateja, melalui Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Dedi Sutono mengaku
sangat mendukung ide pemberdayaan yang dilakukan FPBB. Apalagi jenis
kegiatan yang menjadi sasaran adalah kegiatan pertanian dan perikanan
yang saat ini makin banyak ditinggalkan oleh generasi muda.
“Kedepan
akan terus ada sinergi antara pihak pemerintah dengan FPBB sebagai
wadah bagi pemuda di wilayah Bukateja. Harapan kami, ini dapat
berkembang diwilayah lainnya,” katanya.
Dedi
Sutono mengingatkan para pemuda agar kegiatan yang dijalankan tidak
hanya berorientasi materiil. Namun juga harus dibarengi usaha-usaha
dari sisi spiritual, sosial dan kultur atau budaya.
“FPBB
saya minta mampu menularkan budaya yang baik dalam mengembangkan
potensi yang dimiliki para pemuda,” katanya.
Launching
pesantren Kewirausahaan terpadu, ditandai dengan pengguntingan pita,
penebaran bibit ikan lele, serta tanam padi dengan alat tranplanter.
Acara itu juga dihadiri perwakilan Dinnakan, BPPKP, forkompincam dan
perangkat desa setempat.
(Kabare
Bralink/Humas)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !