PURBALINGGA
- Pemerintahan Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, memprioritaskan pengembangan
desa wisata untuk mengoptimalkan pemerataan ekonomi di daerah- daerah pelosok.
Saat ini, terdapat sembilan desa wisata yang dikembangkan sesuai potensi setiap
wilayah.
Kepala
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purbalingga Subeno,
Senin (30/11/2015), mengatakan, kemajuan desa wisata akan berdampak pada
perekonomian masyarakat. Jika wisatawan banyak berdatangan, otomatis akan
menggerakkan ekonomi masyarakat.
”Wisatawan
yang datang butuh makan, ingin membawa oleh-oleh suvenir, dan ingin menikmati
suasana desa. Jika menginap, maka butuh home stay,” katanya.
Desa-desa
yang kini dikembangkan menjadi destinasi wisata antara lain Desa Panusupan,
Tanalum, Makam, dan Sumampir di Kecamatan Rembang; Desa Serang dan Siwarak di
Kecamatan Karangreja; dan Desa Limbasari di Kecamatan Bobotsari.
Subeno
mengatakan, pihaknya telah menempatkan tenaga fasilitator di desa-desa wisata
potensial.
”Fasilitator
ini akan mendampingi pokdarwis (kelompok sadar wisata) dan warga setempat dalam
menyiapkan paket wisata serta melakukan pemasaran hingga siap menerima
kunjungan wisatawan,” katanya.
Kepala
Bidang Pariwisata Disbudparpora Purbalingga Prayitno mengatakan, setiap desa harus
mampu mengemas potensi daerahnya untuk dipromosikan sebagai destinasi wisata.
Potensi daerah antara lain dikemas dalam bentuk paket wisata alam, religi,
edukasi, budaya, atau minat khusus.
Desa
Tanalum, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jateng, memiliki sedikitnya
enam curug atau air terjun.
”Setiap
desa harus punya kekhasan, atau setidaknya melengkapi yang tidak ada di desa
lain. Harapannya, dengan pembentukan desa-desa wisata, perputaran uang tidak
hanya terpusat di kota, tetapi juga merata ke desa-desa,” ujarnya.
Kepala
Desa Panusupan Imam Yulianto mengatakan, desa wisata Panusupan menyuguhkan
wisata religi dan seni budaya yang dipadu dengan keindahan alam. Selain makam
Syekh Jambu Karang atau yang dikenal dengan makam Ardi Lawet, di Panusupan juga
terdapat berbagai situs purbakala peninggalan para wali serta syekh yang masih
utuh.
”Keindahan
alam yang ada di Panusupan selain hamparan ngarai yang indah dan sejuk
dipandang juga terdapat beberapa air terjun. Wisatawan yang datang bisa
menikmati suasana desa yang asri, sejuk, dan jauh dari kebisingan kota,”
katanya.
Fasilitator
wisata Desa Panusupan, Aris Widianto, mengatakan, kendala utama pengembangan
desa wisata adalah infrastruktur jalan yang belum memadai. Kondisi ini hampir
dijumpai di seluruh jalan menuju desa wisata. Dia meyakini, perbaikan
infrastruktur jalan dapat menggenjot kunjungan wisatawan.
(Kabare Bralink/Kompas).
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !