PURBALINGGA
– Kegiatan Rehabilitasi Pasar Bobotsari menjadi perhatian Pejabat
Bupati Purbalingga Budi Wibowo. Setelah beberapa kali melakukan
pemantauan, akhirnya Bupati menjatuhkan “TKO” kepada semua unsur
terkait kegiatan rehab pasar terbesar di Bobotsari itu. Terutama agar
bisa menyelesaikan target kegiatan tahun ini.
“Bila
perlu tenaga kerjanya ditambah sampai 100 orang. Ini TKO, Tan Kena
Ora . Bila tidak selesai kita tidak akan mendapat porsi anggaran
seperti yang dijanjikan Pak Gubernur,” ujar Pj Bupati Budi Wibowo
di depan jajaran Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), saat
acara Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2015 di Operation
Room Graha Adiguna, Kamis (17/12).
![]() |
(Kabare Bralink/suaramerdeka) Pasar Bobotsari yang sementara pindah ke jalan |
Menurut
Bupati, saat ini pekerjaan rehabilitasi Pasar Bobotsari terdapat dua
kegiatan yaitu kegiatan yang didanai APBD dan APBN.
“Hingga
kini, kegiatan APBD progresnya masih rendah dan berpotensi tidak
terselesaikan. Namun demikian masih dapat dikejar dan tan kena ora
pada laporan 18 Desember besok harus dapat selesai lebih dari 70
persen.” lanjut Pj Bupati.
Menurut
Bupati, kalau tidak bisa menyelesaikan target tersebut, kita akan
mencoreng nama gubernur Jawa Tengah yang sudah berkomitmen membantu
Rp 25 mliar pada 2016 nanti. Dan jika pada 2016 anggaran itu tidak
dapat cair, tentu masyarakat akan menganggap gubernur mlenjani janji.
“Bila
kondisinya demikian, yang salah bukan Pak Gubernur tetapi kita.
Karena kita tidak bisa mewujudkan kondisi siap untuk dibantu. Yaitu
menyiapkan kondisi pasar Bobotsari selesai lebih dari 75 persen,”
jelasnya.
Pada
kesempatan tersebut, Bupati kembali mengingatkan pelaksana kegiatan
dan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
(Dinperindagkop) untuk terus memantau dan mendorong selesainya
kegiatan 2015 sesuai target. Kepada jajaran SKPD, Bupati juga meminta
keseriusan dalam menuntaskan seluruh kegiatan yang dilaksanakan tahun
anggaran 2015.
“Evaluasi
saya ada kendala software dan manajemen yang menyebabkan sejumlah
kegiatan tidak dapat teserap,” katanya.
Kendala
software yang dihadapi adalah adanya aturan yang masih diperdebatkan
seperti yagn terjadi pada alokasi anggaran dana hibah. Kendala
lainnya menyangkut manajemen sehingga menyebabkan ada sejumlah
kegiatan yagn berpotensi putus kontrak.
“Agar
tahun depan tidak terulang lagi, tiap SKPD harus mentelengi atau
lebih focus dalam merencanakan, melaksanakan dan memantau kegiatan
yang dilakukan satu per satu. Sehingga tidak kaget ditengah jalan,
bila hingga pertengahan tahun kegiatannya belum berjalan,”
tandasnya.
Kepala
Bagian Pembangunan Setda Purbalingga Yani Sutrisno menuturkan, pada
tahun anggaran 2015 terdapat 1.822 paket kegiatan yang dibiayai APBD
Murni. Dari jumlah itu kegiatan yagn dilelang sebanyak 143 paket,
yang diajukan ULP hanya 134 paket dan berhasil terlelang sebanyak 132
paket. Pada alokasi anggaran APBD murni tersebut, terdapat 2 kegiatan
gagal lelang dan dikembalikan kepada SKPD bersangkutan.
Sedangkan
untuk APBD Perubahan terdapat 44 paket kegiatan yang masuk ULP dan
dapat dilelang sebanyak 38 paket. Tidak diajukan ke ULP 2 paket dan
gagal lelang 6 paket. Sementara itu, untuk realisasi anggaran hingga
14 Desember 2015, Yani Sutrisno merinci, sector pendapatan dapat
terealisasi Rp 1,5 triliun dari target Rp 1,5 triliun. Anggaran
belanja terealisasi Rp 1,2 triliun dari rencana Rp 1,7 triliun atau
hanya 96,47 persen.
“Belanja
tidak langsung hanya 83,18 persen dan belanja langsung 53,23 persen,”
jelasnya.
Secara
keseluruhan, lanjut Yani, pada tahun anggaran 2015, dari total dana
yang masuk ke pemkab Purbalingga dari berbagai sumber dana Rp 180,9
miliar, terdapat angaran yang tidak terserap sebesar Rp 93 miliar.
Ia
kembali merinci, serapan anggaran dana DAK dari total anggaran yang
diterima kabupaten Purbalingga Rp 86,1 miliar hanya terserap Rp 54,3
miliar. Kemudian Bankeu total Rp 81,2 miliar, terserap Rp 70,8
miliar. Hanya dana TP atau APBN dari total Rp 13,5 miliar dapat
terserap secara keseluruhan.
“APBD
kita tidak terserap Rp 46,8 miliar ditambah BLUD yang tidak terserap
Rp 3,9 miliar,” katanya.
(Kabare
Bralink/Humas)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !