Sate Padang Di Tanah Abang

Ini juga merupakan pengalaman Ubaidillah Syohih yang telah melancong ke Medan, Sumatera Utara. Dari pengalamannya itu, dia berbagi kepada kita semua tentang kuliner yang telah dia nikmati di tanah yang disebut sebagai Tanah Abang.

--

MEDAN - Lepas landas dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Bombardier CJ1000 mengantar saya ke Kualanamu. Lembayung dan awan hitam mengiringi perjalanan kami. Tiba di Kualanamu, saya memutuskan mencari penginapan di sepanjang Jalan Sisingamangaraja, Medan. Banyak pilihan penginapan di sini. Saya segera mengosongkan isi perut setelah memperoleh kamar di salah satu penginapan.

Tidak ingin segera beristirahat, saya pergi keluar mencari makan malam. Makanan ringan yang diberikan oleh pramugari tadi ternyata tidak cukup. Saya melihat satu gerobak Sate Padang di muka Jalan Puri. Terlihat kepulan asap dari arang yang dikipasi.

(Kabare Bralink/Google Image)

Sate Padang Tiga Bersaudara Bumbu Kacang. Begitulah yang tertulis di kaca gerobak itu. Mungkin ada sekitar lima ratus tusuk sate di etalasenya. Saya memesan satu porsi.

“Bumbu kacang atau bumbu Padang, Bang?” tanya sang pedagang. Saya pun memilih bumbu Padang.

Bumbu kaya rempah begitu terasa di lidah pada suapan pertama. Bahkan hingga suapan terakhir. Jauh lebih terasa dibandingkan dengan bumbu Sate Padang yang biasa saya nikmati di Bogor. Dan lebih cair bila dibandingkan bumbu yang biasa saya suap.

Sate Padang Tiga Bersaudara Bumbu Kacang mulai buka selepas Maghrib hingga larut malam. Jadi bagi Anda yang ingin merasakan Sate Padang Tiga Bersaudara Bumbu Kacang seperti yang saya rasakan, janganlah datang sebelum Maghrib. Namun bila Anda ingin merasakannya sebelum Maghrib, masih banyak penjaja Sate Padang bertebaran. 

Nah, sedulur, kue panganan sing mirip pedagang-pedagang Purbalingga jualan di sekitar alun-alun, jenenge Sate Padang... Hmm sapa maning sing arep ngirim cerita kayak dene Kang Ubaidillah Syohih, bisa kirim lewat email : kabarebralink@gmail.com

(Kabare Bralink/Shohih)