PURBALINGGA
– Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sudah membuat resah masyarakat,
tidak terkecuali Purbalingga yang kehilangan warga karena menjadi
anggota organisasi tersebut. Setelah ditelusuri, ada 16 eks Gafatar
asal Purbalingga yang kini ditampung di Asrama Haji Donohudan,
Boyolali. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Purbalingga akan
memfasilitasi agar mereka bisa kembali ke kampung halaman
masing-masing. Rencananya, sebuah tim dari Pemkab akan menjemput
mereka ke Asrama Haji Donohudan di Boyolali dan membawanya ke
Purbalingga pada Kamis (28/1).
“Semua
diurus pemerintah. Keluarga tidak perlu repot-repot menjemput ke
Boyolali,” tutur Penjabat (Pj) Bupati Purbalingga, Budi Wibowo
kepada wartawan, Senin (25/1).
Menurut
Budi Wibowo, saat ini seluruh eks anggota Gafatar asal Jateng masih
ditampung di Asrama Haji Donohudan untuk menjalani program
normalisasi meliputi fisik dan psikis. Normalisasi fisik untuk
memulihkan kondisi mereka dari kemungkinan terserang penyakit.
Sedangkan normalisasi meliputi pemulihan dari pengaruh-pengaruh yang
tidak produktif.
Ketika
tiba di Purbalingga nantinya, seluruh eks anggota Gafatar juga akan
transit lebih dahulu di Pendapa Dipokusumo. Bupati dan pihak terkait
akan memberikan pemahaman tentang norma-norma sosial sebelum diantar
ke rumah masing-masing.
“Karena
pemkab juga berkewajiban memulihkan dan mengembalikan mereka pada
masyarakat,” ujar Budi Wibowo.
Masyarakat
Purbalingga diminta menerima eks anggota Gafatar kembali ke
lingkungannya. Karena sebenarnya tindakan mereka di bawah pengaruh
yang luar biasa. Begitu hebatnya pengaruh itu sehingga sejumlah
Pegawai Negeri Sipil (PNS), dokter dan kelompok masyarakat lain
dengan tingkat pendidikan relatif tinggi bisa direkrut sedemikian
rupa.
Budi
menambahkan, bagi yang sudah tidak memiliki rumah karena dijual,
famili atau anggota keluarga lain diharap bisa menampung. Pemkab juga
akan memberikan bantuan konsumsi dalam kurun waktu tertentu, dari
dana logistik Dinas Sosial Tenagakeja dan Transmigrasi
(Dinsosnakertrans).
“Setelah
kembali ke Purbalingga, aktifitas eks anggota Gafatar akan dipantau
oleh jajaran Polres, Kodim dan Kesbangpol (Kantor Kesatuan Bangsa dan
Politik). Bila muncul perilaku negatif agar segera dilaporkan,”
ujar Budi.
Sementara
itu, dari data dari kesbangpol Provinsi Jateng, dua pejabat Pemkab
Purbalingga, masing-masing Widodo Panca Nugraha S.STP dan Praptono
Adi tidak termasuk dalam 16 eks anggota Gafatar Purbalingga yang kini
ditampung di Asrama Haji Donohudan. Selain itu, keluarga Dr. Soelarso
yang juga menghilang tidak ada di asrama haji itu.
“Mudah-mudahan
segera diketahui keberadaannya dan bisa dipulangkan ke Purbalingga,”
pungkas Budi.
(Kabare
Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !