PURBALINGGA
- Dusun Pasren salah satu dusun di Desa Bajong, Kecamatan Bukateja
Purbalingga dengan jumlah tiga rukun tetangga (RT), berpenduduk 849
jiwa yang terdiri 446 laki-laki, 403 perempuan serta 261 Kepala
Keluarga (KK) yang baru saja dicanangkan menjadi Kampung Keluarga
Berencana (KB) oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga Rabu 27 Januari
2016, siap menjadi pioner KB di Purbalingga.
“Dengan
berbagai dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari tokoh
agama (toga) tokoh masyarakat (tomas) dan aparatur pemerintah desa
(pemdes) setempat, Kampung Keluarga Berencana Dusun Pasren siap
menjadi pioner dan membangkitkan kembali program KB di Purbalingga,”
papar Kepala Desa Bajong Herlambang, Rabu (27/1) di Dusun Pasren saat
pencanangan dusun tersebut sebagai Kampung KB Tingkat Kabupaten
Purbalingga.
Sebagai
dukungan dusun tersebut terhadap program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK), Dusun Pasren, iantaranya warga peserta
KB sebanyak 49 persen. Adanya institusi masyarakat berupa paguyuban
KB, sejumlah empat paguyuban. Pelaksanaan pertemuan, pencatatan serta
pelaporan program KB secara rutin serta melaksanakan pelayanan
pembinaan kepesertaan KB dan kelompok kegiatan. Selain itu, juga
terdapat kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) yang terintegrasi dengan
dengan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Balita serta Posyandu Lansia
yang rutin berjalan setiap bulan. Disamping itu, terdapat pertemuan
rutin anggota PKK dan pengajian rutin, terdapat kelompok Karang
Taruna, kelompok UPPKS serta partisipasi yang tinggi dari masyarakat
terhadap pembangunan desa.
Herlambang
mengatakan, tahap pembentukan kampung KB berupa sosialisasi konsep
kampung KB Pasren serta membentuk kesepakatan dengan para tomas dan
dibentuk Tim Pengelola KB Desa (TPKBD). Menurutnya, tugas pokok TPKBD
adalah melaksanakan advokasi berupa konseling, informasi dan edukasi
KIE serta pelayanan KKBPK juga mendorong dan membangun
program-program KKBPK agar dapat dilaksanakan secara optimal.
Sedangkan fungsi dari TPKBD sebagai motivator, dinamisator dan
akslerator program KKBPK di desa tersebut.
Harapan
dari adanya kampung KB di dusunnya adalah agar kepesertaan ber-KB PUS
lebih dari 65 persen, adanya kegiatan tribina yang meliputi BKB, BKR
dan BKL. Adanya peran dan partisipasi aktif kader tingkat RT, RW,
PPKBD kader bina-bina dan posyandu.
Sedangkan
untuk meningkatkan penggunaan MKJP (metode kontrasepsi jangka
panjang) seperti MOP bagi warganya di Kampung KB Pasren
permasalahan yang dihadapi saat ini adalah adanya rumor dan presepsi
yang keliru mengenai hal tersebut. Sehingga kepesertaan KB pria di
dusunnya rendah. selain itu, banyaknya penduduk wanita di dusunnya
bekerja di berbagai perusahaan/pekerja pabrik. Pihaknya kesulitan
mengedukasi metode KB MKJP dan belum adanya kerjasama dengan
perusahaan yang ada juga menjadi kendala, sehingga kebanyakan dari
mereka (pekerja pabrik) dominan masih menggunakan KB hormonal.
“Penggunaan
KB hormonal berupa pil KB, suntik dan lainya beresiko mengalami
kegagalan. Sehingga perlu ditingkatkan koordinasi, peran serta tomas,
toga serta kerjasama dengan pemdes dalam pengelolaan program KKBPK,”
ungkap Herlambang.
Menurut
laporan Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP)
Kabupaten Purbalingga, ada tiga hal untuk membentuk kampung KB yang
harus dipenuhi, diantaranya tersedianya data kependudukan yang
akurat. Data tersebut bersumber dari hasil pendataan keluarga, data
potensi desa dan data catatan sipil yang akan digunakan sebagai
penetapan prioritas, sasaran dan program yang akan dilaksanakan di
suatu kampung KB secara berkesinambungan.
Selanjutnya,
dukungan serta komitmen pemerintah daerah berupa dukungan dan
komitmen serta peran aktif seluruh unit kerja pemerintah khususnya
pemerintah kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan dalam
memberikan dukungan pelaksanaan program juga kegiatan yang akan
dilaksanakan di kampung KB. Selain itu juga memberikan pelayanan
kepada masyarakat sesuai bidang tugas instansi masing-masing dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dan yang terakhir, partisipasi
aktif masyarakat, yaitu partisipasi dalam mengelola dan melaksanakan
seluruh kegiatan yang kan dilakukan di kampung KB secara
berkesinambungan, guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.
(Kabare Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !