PURBALINGGA
– Angin sepoi-sepoi membuat udara di tepian sungai Klawing yang
melintas di Desa Wisata Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, terasa
menjadi sejuk. Rimbunan pohon bambu disertai tingkah suara gesekan
dahannya semakin membuat suasana nyaman untuk berlama-lama santai.
Sembari duduk di gasebo bambu yang tersedia, kita bisa melihat
kokohnya jembatan Linggamas.
![]() |
jembatan bambu yang menyejukkan |
“Suasananya
sangat nyaman untuk bersantai di tepian sungai Klawing. Kita bisa
menyaksikan aktivitas nelayan yang mencari ikan, petani yang berkebun
pepaya serta kokohnya jembatan Linggamas,” tutur Cici, salah satu
pengunjung dari Cilacap, Kamis (7/1).
Menurut
Cici, ia sengaja mampir ke sekitar jembatan Linggamas setelah
melakukan perjalanan dari Banjarnegara. Jalur melalui Desa
Kedungbenda, merupakan jalur pintas menuju Purwokerto.
“Kami
bersama keluarga sengaja melalui jalur alternatif yang lebih singkat
sembari menikmati suasana desa. Secara kebetulan melalui Desa
Kedungbenda dan sekalian mampir untuk mengunjungi beberapa daya tarik
yang ada,” ujarnya.
Sejumlah
wahana dan tempat yang bisa dikunjungi di desa wisata yang tengah
disiapkan tersebut, wisatawan bisa menyusuri sungai dengan
menggunakan perahu wisata. Cukup dengan Rp 5.000 saja per orang,
wisatawan bisa menggunakan jasa perahu itu. Satu perahu bisa dinaiki
8 – 12 orang.
Wisatawan
yang menggunakan jasa perahu, akan diajak mengunjungi perkebunan
pepaya dan sekaligus bisa membelinya dengan memetik sendiri. Satu
kilogram pepaya hanya dihargai Rp 2.000,-. Tak hanya itu, wisatawan
diajak mengunjungi perkampungan nelayan sekaligus melihat kehidupan
para nelayan sungai dan juga bisa membeli oleh-oleh ikan Senggaringan
serta kupat Landan. Kupat Landan seperti kupat biasa tetapi dimasak
dengan air yang dicampur abu batang padi dan Blungkang (pelepah daun
kelapa).
“Cukup
dengan Rp 10 ribu, kami bisa menikmati seekor ikan Senggaringan yang
digoreng dan satu buah ketupat. Rasanya sungguh enak,” timpal
Sumedi, suami Cici.
Bagi
wisatawan yang ingin sekedar jalan-jalan, bisa menyusuri jalan
setapak disepanjang tepian sungai. Pengelola desa wisata setempat
telah membuat jalan setapak yang aman dan asri. Di beberapa titik
jalan setapak tersebut disediakan gasebo dengan view ke sungai
Klawing.
Pegiat
desa wisata Kedungbenda, Slamet Lugito mengungkapkan, pihaknya
bersama anggota Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pesona Linggamas
terus berbenah untuk menyambut wisatawan yang datang ke Kedungbenda.
Berbagai wahana dan paket wisata yang disiapkan seperti bersepeda
onthel mengelilingi alam pedesaan, belajar gamelan dan mendalang,
kunjungan ke Congot (pertemuan Sungai Serayu dan Klawing), situs
Lingga Yoni, telusur sungai dengan Perahu, kuliner kupat Landan dan
ikan Senggaringan, serta mie Nyemek khas desa.
“Kami
terus melakukan pembenahan secara fisik dan kemampuan sumber daya
manusia pengelola. Kami berharap, Pemkab Purbalingga melalui Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) serta
Bappeda Purbalingga untuk terus mendampingi kami dan memberikan
dukungan untuk pengembangan wisata sungai,” harap Slamet Lugito.
Kepala
Bidang Pariwisata Dinbudparora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si
mengatakan, Dinbudparpora akan terus memberikan pendampingan baik
dari sisi peningkatan sumberdaya manusia pelaku wisata melalui
berbagai pelatihan, dan juga penambahan wacana pengelolaan desa
wisata melalui kegiatan studi komparatif. Selain itu, pihaknya juga
akan menempatkan fasilitator pendamping di desa Kedungbenda.
Sementara Bappeda, mendukung penganggaran untuk infrastruktur menuju
desa Kedungbenda serta dukungan melalui Bantuan Keuangan Khusus.
“Kami
juga melibatkan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait lainnya
untuk mendukung pengembangan desa wisata Kedungbenda, seperti
Dinperindagkop dalam hal pembinaan UKM di desa sebagai pendukung
souvenir wisata,” kata Prayitno.
(Kabare
Bralink/Pariwisata)
gole dolan siki ora usah adoh2 ming luar kota
ReplyDeleteneng pipir kali klawing ben appiik..