PURBALINGGA
– Di Kabupaten Purbalingga terdapat 70.997 anak dibawah usia lima
tahun (balita) yang akan diimunisasi polio. Pemberian imunisasi
tersebut dalam rangka pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
Polio Tahun 2016 Tingkat Kabupaten Purbalingga yang akan dilaksanakan
tanggal 8 sampai 15 Maret 2016.
Untuk
melayani balita sebanyak itu, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kabupaten Purbalingga telah menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes) di 1.130 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) tiga Rumah
Sakit (RS), satu Rumah Sakit Bersalin Daerah (RSKB) satu klinik dan
22 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) beserta jaringannya dibawah
koordinasi Dinkes.
”Dengan
persiapan logistik yang sudah kami siapkan serta dukungan tenaga ahli
terlatih, InsyaAllah pelaksaan PIN Polio akan sukses,” kata Kepala
Dinkes Kabupaten Purbalingga, dr. Nonot Mulyono melalui Sekretaris
Dinkes, Marsiman pada pelaksanaan Sosialiasi PIN Polio Tahun 2016 di
Aula Dinkes Selasa (23/2), yang diikuti para direktur RS swasta dan
pemerintah, kepala Puskesmas dan instansi terkait.
Menurut
Marsiman, dengan dilaksanakan sosialisai tersebut, diharapkan
informasi PIN Polio akan tersebar luas kepada masyarakat, sehingga
akan membantu kesuksesan pelaksanaannya. Sedangkan pelaksanaan PIN
Polio sudah bukan barang baru lagi, karena kegiatan serupa juga sudah
dilaksanakan beberapa kali.
“Dan
untuk pelaksanaan kegiatan terakhir pada tahun 2016, saat Indonesia
terjadi kejadian luar biasa (KLB) Polio Karena masuknya virus
tersebut dari Nigeria yang dibawa oleh TKI,” tuturnya.
Marsiman
menambahkan, bahwa berdasarkan hasil pertemuan desk review
pada Oktober 2014 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
bersama badan dunia WHO, UNICEF serta pelibatan pakar dan akademisi.
Direkomendasi untuk melaksanakan PIN Polio pada anak usia 0-59 bulan,
tanpa memandang status imunisasi yang sudah dilakukan sebelumnya.
Target cakupan untuk pelaksanaan PIN Polio minimal 95 persen untuk
memberikan perlindungan optimal bagi seluruh anak terhadap virus
polio. Sedangkan pada bulan Mei 2012, World Health Asembly (WHA)
mendeklarasikan eradikasi polio adalah salah satu isu kedaruratan
kesehatan masyarakat dan perlu disusun startegi menuju eradikasi
polio global (Polio Endgame Strategi). Eradikasi polio secara
global akan memberikan keuntungan secara finasial, karena biaya
jangka pendek yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan eradikasi tidak
seberapa dibanding dengan keuntungan yang akan didapat dalam jangka
panjang.
“Untuk
itu, tidak akan ada lagi anak-anak yang menjadi cacat karena polio,
sehingga biaya yang diperlukan untuk rehabilitasi penderita polio
serta biaya untuk imunisasi polio akan dapat dihemat,” ujar
Marsiman.
Program
imunisasi, merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti, paling
cost effectif dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak
tahun 1956. Dengan program tersebut, Indonseia dinyatakan bebas dari
penyakit cacar sejak tahun 1974 dan pada tahun 1977, serta kegiatan
tersebut diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam
rangka pencegahan penularan terhadap beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan imuniasi yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis,
Campak, Polio dan Tetanus juga Pneumonia.
(Kabare Bralink/hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !