PURBALINGGA
– Seperti yang telah kita ketahui, bahwa salah satu ikon
Purbalingga, Patung Jenderal Soedirman telah roboh di awal tahun
2016. Sampai saat ini, belum juga diperbaiki, untuk itu Forum
Purbalingga Bersih (FPB) Kabupaten Purbalingga ditunjuk Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Purbalingga untuk membangun kembali patung
Jenderal Soedirman yang beberapa waktu lalu roboh. Hal tersebut
terungkap saat rapat terbatas antara Penjabat Bupati Purbalingga,
Budi Wibowo bersama instansi terkait di Ruang Kerja Bupati. Jumat
(29/1).
“Pelaksana
pembanguan Patung Jenderal Soedirman adalah Forum Purbalingga
Bersih,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten
Purbalingga Sigit Subroto, usai pelaksanaan rapat.
Menurut
Sigit, dalam rapat tersebut, FPB diminta mengajukan surat permohonan
ke Bupati Purbalingga untuk melaksanakan pembangunan kembali bangunan
tersebut. Setelah usulan pengajuan tersebut sampai ke bupati,
selanjutnya bupati akan menerbitkan surat persetujuan yang akan
dituangkan dalam surat keputusan bupati berupa surat persetujuan
yang di dalamnya mengatur persayaratan serta kriteria bahan pembuatan
patung.
Dalam
rapat tersebut, bupati juga menyampaikan catatan penting serta
kriteria bahan pembuatan patung, agar di kemudian hari tidak akan
terulang lagi kejadian robohnya patung tersebut. Kedepan, biaya
pemeliharaan patung akan dianggarkan oleh pemerintah kabupaten,
selain itu, pemeliharaan benda-benda tersebut kedepan juga akan
dilaksanakan dengan metode kehati-hatian serta mengedepankan aspek
keamanan, seperti pengecatan dan pembersihan benda tersebut akan
menggunakan tangga dengan tidak menginjak patung tersebut.
Sigit
mengungkapkan, untuk pembiayaan pembangunan patung yang terletak di
Jalan Majen Sungkono Purbalingga itu, nantinya FPB akan menampung
dari berbagai donator-donatur serta dari berbagai pihak seperti
komunitas masyarakat Purbalingga yang ada di perantauan dan lain
sebagainya.
Berdasarakan
data yang ada, pembangunan Patung Jenderal Sodirman yang diresmikan
di era Bupati Purbalingga, Triyono Budi Sasongko pada 31 Desember
2004, menelan biaya Rp270 Juta serta terbuat dari fiber dan
kerangka besi.
(Kabare
Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !