PURBALINGGA - Kegiatan
perfilman terhitung subur di tingkat akar rumput. Setiap tahunnya,
berbagai komunitas dan kelompok film berkontribusi bagi
tumbuh-kembang perfilman Indonesia di kampus-kampus, desa-desa,
kecamatan-kecamatan. Lebih pentingnya lagi, geliat ini juga tumbuh di
daerah-daerah yang jauh dari industri film maupun bioskop, macam
Purbalingga, Palu, Aceh, hingga Papua. Masing-masing hidup dan
bernafas dengan caranya sendiri, baik lewat produksi film, ekshibisi
film untuk publik, penyelenggaraan festival, pembukaan ruang diskusi,
lokakarya, hingga kritik dan kajian.
Menanggapi
perkembangan ini, sejumlah kelompok dan komunitas film membentuk
jaringan kerja bersama untuk menyelenggarakan Temu Komunitas Film
Indonesia di Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah selama 25-27 Maret
2016. Jaringan kerja tersebut terdiri dari CLC Purbalingga, Jaringan
Kerja Film Banyumas, Cinema Poetica, Boemboe, Serunya, dan Viddsee.
Pada penyelenggaraan kali ini, CLC Purbalingga bertanggungjawab
sebagai pengelola pertemuan, sebagai bentuk apresiasi atas capaian
komunitas film Purbalingga dan Banyumas Raya di tingkat nasional.
Seperti
yang tersirat dari namanya, Temu Komunitas Film Indonesia 2016
terbuka bagi kelompok maupun komunitas film se-nusantara. Juga bagi
individu-individu yang berminat dan aktif berkegiatan melalui film.
Temu Komunitas Film Indonesia diniatkan menjadi titik temu juga
kesempatan bagi berbagai pegiat film di Indonesia untuk berjejaring,
berbagi pengetahuan, membangun kerjasama, dan tentunya
bersenang-senang.
Temu
Komunitas Film Indonesia 2016 merupakan lanjutan dari Kongres
Kegiatan Perfilman Nasional Berbasis Komunitas, yang diselenggarakan
pada 17-20 Maret 2010 di Taman Budaya Jawa Tengah, Solo. Kala itu
terkumpul 170 orang dari 93 komunitas film dari pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan, dan Bali. Selang enam tahun, ide melanjutkan pertemuan
pada 2010 menjadi kian penting, terutama ketika dinamika komunitas
film di Indonesia yang semakin beragam dan bermunculan di banyak
kota.
Ada
dua program yang menjadi sentra kegiatan Temu Komunitas Film
Indonesia 2016. Pertama, kelas-kelas tematik sebagai ruang berbagi
untuk para pegiat komunitas film. Ada enam topik yang ditawarkan,
meliputi penulisan proposal kegiatan, pengelolaan pemutaran dan
festival film, pengelolaan teknis pemutaran film, apresiasi dan
kritik film, distribusi dan teknologi, serta penulisan skenario.
Kelas-kelas ini tidak memungut biaya keikutsertaan, dan akan dipandu
oleh narasumber-narasumber dari dunia perfilman Indonesia.
Kedua,
Forum Pendanaan Inisiatif Komunitas. Tidak seperti forum pendanaan
pada umumnya, forum ini hanya menerima pengajuan proposal kegiatan
perfilman non produksi, seperti: pemutaran, kajian, diskusi,
pendidikan, penelitian, pengarsipan, pengembangan, dan
kegiatan-kegiatan terkait. Kegiatan perfilman non produksi terabaikan
dibandingkan kegiatan produksi di tengah jumlah komunitas film yang
berkembang pesat. Itulah alasan utama kenapa Temu Komunitas Film
Indonesia 2016 hendak mendukung kegiatan non produksi. Forum
Pendanaan Inisiatif Komunitas akan memilih dua proposal kegiatan, dan
masing-masing akan mendapat dukungan senilai Rp. 5.000.000,- (lima
juta rupiah).
Pendaftaran
kelas dan forum pendanaan buka sampai dengan 5 Maret 2016. Selain
kelas dan forum pendanaan, Temu Komunitas Film Indonesia 2016 turut
menghadirkan diskusi tentang perkembangan film Indonesia, layar
tancap, kelas yoga, dan lomba karaoke.
Informasi
selengkapnya tentang Temu Komunitas Indonesia, juga formulir
pendaftaran kelas dan forum pendanaan, tersedia di situs temukomunitas.cinemapoetica.com, email penyelenggara : temukomunitasfilm@gmail.com.
PROFIL
LEMBAGA PENYELENGGARA
1.
CLC Purbalingga
CLC
Purbalingga berdiri pada 4 Maret 2006. Fokus kegiatan CLC Purbalingga
meliputi lokakarya, produksi, pemutaran, perpustakaan, distribusi,
dan festival film.
2.
Jaringan Kerja Film Banyumas
JKFB
adalah asosiasi komunitas film di Banyumas Raya (Purbalingga,
Banyumas, Banjarnegara, dan Cilacap) yang berdiri sejak 2007 dan saat
ini berdomisili di Purbalingga. JKFB merupakan lembaga fasilitator
dan mediator dalam mengembangkan dan memajukan kegiatan perfilman di
Banyumas Raya.
3.
Cinema Poetica
Cinema
Poetica, dirintis pada 14 Oktober 2010, adalah kolektif kritikus,
jurnalis, akademisi, peneliti, dan pegiat film. Cinema Poetica
berfokus pada produksi dan distribusi pengetahuan sinema bagi publik,
sebagai tanggapan terhadap minimnya literatur tentang film di
Indonesia, serta minimnya kajian tentang sinema Indonesia pada
umumnya.
4.
Boemboe
Didirikan
pada 2003, Boemboe adalah organisasi berbasis online yang fokus pada
promosi/distribusi film pendek Indonesia, membangun jaringan kerja
antar pembuat film, komunitas film, kine klub, festival film lokal
dan pada saat bersamaan membangun hubungan yang baik dengan kegiatan
film pendek di luar Indonesia.
5.
Serunya
Sebuah
perusahaan film yang sejak 2007 telah melahirkan sejumlah penulis
skenario film bioskop maupun televisi melalui kegiatan pelatihan,
juga menjadi agen/manajer untuk sejumlah penulis skenario
profesional. Pada 2014, serunya mendapat nominasi Apresiasi Film
Indonesia untuk kategori institusi pendidikan.
6.
Viddsee
Viddsee
adalah sebuah multiplatform online yang mengumpulkan dan memilih film
pendek Asia terbaik untuk ditampilkan di platform kami. Viddsee
memiliki basis audiens internasional yang luas, mempromosikan film
pendek Asia terbaik ke seluruh jaringan film pendek, festival, film
market, dan banyak lainnya.
(Kabare
Bralink/Clc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !