PURBALINGGA
– Saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Cabang
(Muscab) ke II Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hati Nurani Rakyat
(Hanura) Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 di Hotel Kencana Minggu
(13/3), Bupati Purbalingga siap menggenjot program-program pro
rakyat. Bupati juga meminta, agar kader-kader Hanura ikut mengawal
program serta kebijakan kepemimpinannya bersama Wakil Bupati
Purbalingga periode 2016-2021.
“Salah
satu program saya yang akan segera dilaksanakan adalah pemugaran
rumah tidak layak huni di Desa Tetel, Kecamatan Pengadegan. Saya
minta semua kader-kader Partai Hanura ikut mengawal program
tersebut,” pinta Bupati Purbalingga saat menyampaikan sambutan
pembukaan musda yang dihadiri Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Partai Hanura Jawa Tengah Supito, Ketua DPC Partai Hanura Purbalingga
Haryanto, serta diikuti Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan bendahara
Partai Hanura se-Kabupaten Purbalingga.
Selain
program pemugaran RTLH, bupati juga siap menggenjot semua
program-program dan misi bupati serta wakil bupati selama
kepemimpinannya. Salah satu misi untuk mengembangkan program ekonomi
kerakyatan adalah akan dibangunannya pasar tradisonal di setiap
kecamatan. Hal tersebut untuk meningkatkan kebutuhan dan pemerataan
ekonomi kerakyatan. Sehingga selama kepemimpinanya sampai 2021
mendatang keberadaan pasar modern sementara akan ditiadakan.
”Jadi,
nanti pada kepimipinan saya bersama wabup mulai 2016-2021 mungkin
pasar-pasar modern tidak ada lagi. Pasar modern sementara stop dulu,
kita bangun dahulu pasar-pasar tradisional, kalau pasar-pasar
tradisonal sudah berkembang, baru monggo bersaing dengan pasar
modern. Kita akan kembangkan ekonomi rakyat, kita akan bangun setiap
kecamatan ada pasar tradisonal milik orang Purbalingga asli,”
jelasnya.
Untuk
itu, pihaknya sudah cek bersama instansi terkait. Di Purbalingga ada
20 pasar di kecamatan, ke 20 pasar tersebut adalah selain Pasar
Segamas Purbalingga, Pasar Bukateja dan Pasar Penican. Sedangkan yang
akan dilakukan pembenahan dimulai dari Pasar Kutasari, selanjutnya
Pasar Penican serta Pasar Bukateja dan khusus untuk Pasar Bobotsari,
bupati meminta pengerjaan harus selesai tahun ini. Karena pasar
tersebut untuk tahun ini menerima dana dari pemerintah sebesar Rp43
miliar.
Selain
itu, sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga akan
dikembangkan. Hal itu bukan omong kosong saja, karena antara pemkab
dan Bank Jateng sudah MOU untuk pelayanan UMKM dengan memberi bunga
rendah untuk kredit usaha kecil yang selama ini tidak bisa mengakses
ke bank.
Di
sektor kesehatan, tingginya angka kematian ibu melahirkan (AKI) serta
angka kematian bayi baru lahir (AKB) di Purbalinggaa masih ada AKB
dari 1000 kelahiran ada 12 bayi yang meninggal dan untuk angka
kematian ibu akibat melahirkan ada 136 ibu dari 100 ribu kelahiran,
sehingga Kabupaten Purbalingga di Jawa Tengah IPM-nya menempati
urutan 20 karena permasalahan kesehatan tersebut. Sehingga untuk
menanggulangi hal tersebut, pemkab akan membeli mobil ambulan baru
untuk 22 Puskesmas dan membangun rumah sakit khusus ibu dan anak.
Selain untuk menyelesaikan persoalan di bidang kesehatan, pendirian
rumah sakit khusus ibu dan anak juga untuk mengurangi angka kematian
ibu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Sedangkan
misi bupati dan wakil bupati untuk bidang kesehatan, akan diluncurkan
kartu Purbalingga Sehat. Nantinya, kartu tersebut untuk menangani
masyarakat miskin yang belum tercover dalam program Indonesia
Sehat. Warga nantinya akan didata. Karena nyatanya, saat ini di
Purbalingga warga miskin yang belum tercover dalam jaminan kesehatan
ada sekitar 20 ribu lebih, mereka akan didaftar dalam kartu
Purbalingga Sehat serta dianggarkan sebesar Rp 5 miliar untuk
pembiayaan warga yang masuk rumah sakit tanpa biaya alias gratis.
Bidang
pendidikan, masih adanya sekitar empat persen warga Purbalingga yang
buta huruf tidak dapat membaca dan menulis karena tidak mengenyam
bangku pendidikan, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) pemkab
untuk diselesaikan, yaitu dengan meluncurkan Kartu Purbalingga
Pintar. Nantinya, anak-anak usia sekolah 7-12 yang belum sekolah
karena keterbatasan biaya. Untuk anak usia sekolah dasar (SD), akan
didaftar dan diberi uang senilai Rp750.000. Uang tersebut digunakan
untuk keperluan sekolah seperti membeli tas, sepatu dan lainnya.
Program tersebut untuk melengkapi kebijakan presiden Jokowi yaitu
program Indonesia Pintar, sedangkan Purbalingga Pintar untuk
mengantar anak-anak yang belum atau tidak bisa sekolah.
Tasdi
juga menandaskan misi lainnya, yaitu menyetarakan pembangunan desa
dan kota. Nantinya, pembangunan antara desa dan kota tidak boleh ada
kepincangan. Di perkotaan jalan mulus, demikian juga di desa jalan
sama mulusnya, di kota ada penerangan listri di desa juga tidak boleh
kalah. Pihaknya ingin membangun Purbalingga dimulai dari desa. Hal
tersebut bukan hanya janji-janji saja, karena tahun ini sudah
dialokasikan anggaran dari APBD Kabupaten Purbalingga untuk desa
sebesar Rp120 miliar untuk 224 desa dari APBN Rp149 miliar, dan dari
APBD Provinsi Jawa Tengah Rp11 miliar . Misi terakhir adalah
melestarikan lingkungan hidup, pihaknya berkeinginan membangun
Purbalingga, akan tetapi membangun tidak hanya untuk hari ini, tapi
membangun untuk masa depan tanpa mengabaikan lingkungan.
(Kabare
Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !