PURBALINGGA
– Sebanyak 84 mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II,
Selasa ini (22/3) melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kabupaten
Purbalingga. Mereka akan melakukan PKL hingga 22 April 2016 di empat
desa dalam wilayah Kecamatan Kaligondang yakni desa Kalikajar,
Sidareja, Selakambang dan Penaruban.
“Mereka
merupakan mahasiswa Program Diploma 3 dan Diploma 4 jurusan Ilmu
Kesehatan Lingkungan Poltekes Jakarta II,” ujar Direktur Poltekes
Jakarta II, Sulistiyo di Operation Room Graha Adiguna Purbalingga,
Selasa (22/3).
Selama
melakukan PKL, mahasiswa yang dibagi dalam 8 kelompok akan melakukan
kegiatan identifikasi masalah kesehatan lingkungan, analisa hasil
identifikasi, dan menentukan prioritas masalah untuk kemudian
dilakukan intervensi kegiatan baik kegiatan fisik maupun sosial.
“Karena
waktunya terbatas, tidak semua hasil identifikasi dilakukan
intervensi. Akan dibuat prioritas-prioritas permasalahan untuk
kemudian dilakukan intervensi dengan bersinergi bersama pemkab,”
katanya.
Dia
berharap, keberadaan para mahasiswa bisa memberikan manfaat bukan
saja bagi dirinya sebagai pengalaman belajar yang luar biasa tetapi
juga bagi masyarakat di lokasi PKL.
Penjabat
Sekretaris Daerah (Sekda) Purbalingga Kodadiyanto saat menerima
rombongan PKL Poltekes mengingatkan agar para mahasiswa mampu
manularkan hal-hal baik sesuai bidang keilmuannya kepada masyarakat
di lokasi PKL.
Sekda
berkeyakinan mahasiswa PKL akan banyak membantu masyarakat untuk
maju. Namun dirinya berpesan agar mereka tidak membawa Narkoba ke
Purbalingga.
“Jangan
sampai karena KKN Poltekes, masyarakat Kaligondang jadi nyandu
narkoba. Saya tidak ingin dengar itu, karena kami berkomitmen untuk
berperang dengan narkoba,” pesannya.
Seperti
yang sudah diprogramkan, Kodadiyanto berharap selama PKL mahawisa
dapat menemukan dan mengenali permasalahan kesehatan yang terjadi di
kabupaten Purbalingga. Mengapa kematian ibu melahirkan cukup tinggi
apa karena lingkungan yang kurang mendukung atau budaya mereka yang
belum maju.
Dia
juga membeberkan, di empat desa yang menjadi lokasi PKL kebetulan
masyarakatnya masih banyak yang tergolong kategori miskin, tanpa
jamban keluarga, dan dengan pola hidup bersih yang masih minim.
“Saya
juga berharap kalian dapat mengenali apa yang menjadi penyebabnya.
Hasil identifikasi dapat diinformasikan kepada pemkab untuk
disinergikan dengan program-program yang sudah ada,” katanya.
“Meski
waktunya hanya sedikit, tapi dapat mengaplikasikan teori yang didapat
di bangku kuliah untuk masyarakat di lokasi PKL. Saya juga berharap
ada masukan untuk kami.,” lanjutnya.
Menurut
data dari Bappeda, jumlah kasus kematian ibu melahirkan pada 2015
mencapai 20 kasus dengan Angka Kematian Ibu (AKI) 132,44 per 100.000
Kelahiran Hidup (KH). Sedikit meningkat setelah mengalami penurunan
pada 2014 yang hanya 16 kasus (AKI 94,42), dibanding tahun 2013 yang
mencapai 26 kasus (AKI 170,89). Sedangkan untuk kasus kematian bayi,
sejak 2013 terus mengalami penurunan dibanding 2012 yang mencapai 182
kasus dengan AKI 11,8 per 100.000 KH. Pada 2013 turun menjadi 172
kasus (11,3), 2014 menjadi 162 (11.15) dan pada 2015 kembali turun
menjadi 130 kasus dengan AKI 10,12 per 100.000 KH.
(Kabare
Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !