PURBALINGGA
– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, berencana menjadikan
Masjid Besar Al-Falah Kecamatan Bukateja sebagai miniatur Masjid
Agung Darussalam. Masjid yang menjadi pintu masuk dari wilayah timur
ke Purbalingga rencananya akan dipoles dengan menambah dua menara
kemabr disisi kanan kiri serta tempat wudhu yang di dua sisi masjid.
“Nantinya,
bangunan depan masjid akan renovasi diganti dengan menambah menara
kembar di sisi kanan kiri serta tempat wudhu yang sama persis dengan
Masjid Darussalam. Namun ukuran tidak sebesar Masjid Agung
Darussalam,” terang Bupati Purbalingga saat menyampaiakn sambutan
pada acara Istigosah Jumat Kliwon di Pendapa Dipokusumo, Jumat malam
(11/3), yang dihadiri Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi,
pimpinan FKPD Kabupaten Purbalingga, pimpinan SKPD, Camat
Se-Kabupaten Purbalingga, alim ulama dan masyarakat Purbalingga.
Menurut
bupati, hal tersebut dilakukan supaya masyarakat daerah lain ke
Purbalingga melalui Bukateja akan kelihatan kota yang religious dan
berakhlakul kharimah. Selain akan lebih bagus, agar masjid tersebut
dimakmurkan oleh para jamaahnya.
Selain
akan memoles bangunan tersebut, rencana pendirian Purbalingga Islamic
Center (PIC) juga akan diprogramkan pada tahun ini. Saat ini, program
tersebut sedang dalam proses kajian atau DED dan tahun 2017
akan segera dibangun. Menurut bupati, pembangunan PIC adalah
membangun sebuah kawasan untuk pusat kegiatan agama Islam. Dalam PIC
tersebut, nantinya akan dibangun kantor MUI, IPHI, tempat pelepasan
jamaah haji, tempat miniatur lempar jumroh, area manasik haji dan
miniatur ka’bah. Selain pembangunan fisik untuk kegiatan keagamaan,
bersama wakil bupati dan SKPD, bupati akan melaksanakan program subuh
berjamaah bersama masyarakat yang akan diagendakan mulai tanggal 25
Maret 2016. Lokasi perdana subuh berjamaah adalah Desa Tetel,
Kecamatan Pengadegan.
Selain
subuh berjamaah bersama, dalam kegiatan tersebut, bupati, wakil
bupati serta pimpinan SKPD akan sarapan bersama masyarakat, kerja
bakti bersama dengan kegiatan merehab rumah tidak layak huni atau
bedah rumah milik warga miskin di desa setempat.
“Sehari
penuh di wilayah dan dekat dengan masyarakat. Kegiatan tersebut akan
dilaksanakan sebulan sekali selama lima tahun,”jelasnya.
Selain
subuh keliling, kegiatan lainnya adalah istigosah keliling di setiap
kecamatan, sedangkan kegiatan istigosah yang dilaksanakn di pendapa
kabupaten merupakan kebijakan bupati terdahulu, namun pihaknya
menambah dengan kegiatan tersebut berkeliling di tiap kecamatan. Itu
semua, dalam rangka mewujudkan Purbalingga yang mandiri, berdaya
saing menuju masyarakat sejahtera, dan berakhlakul kharimah sesuai
dengan salah satu misi dari tujuh misi yaitu untuk mendorong
masyarakat Purbalingga yang religius beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT sekaligus untuk mempererat kerukunan sesama umat Islam
maupun sesama umat beragama di Purbalingga.
(Kabare
Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !