PURBALINGGA
– Sejumlah 50 orang pengelola desa wisata dan kepala desa di
Kabupaten Temanggung, Selasa (24/5) berkunjung ke desa wisata
(Deswita) Panusupan, Kecamatan Rembang. Mereka belajar tentang
manajemen pengelolaan desa wisata dan sekaligus strategi
marketingnya. Rombongan diterima di ‘Umah Gede’ Desa Panusupan
oleh Pengelola Pokdarwis Ardi Mandala Giri dan Kepala Bidang
Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
(Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si.
Ketua
rombongan yang juga Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Temanggung,
Supratmantoro mengatakan, pihaknya memilih lokasi study banding
ke Purbalingga karena perkembangan desa wisata di Purbalingga sangat
pesat. Menurutnya, Pemkab Purbalingga serius mengembangkan desa
wisata sehingga mampu menggerakan perekonomian masyarakat di desa.
“Kami
mencermati pertumbuhan dan perkembangan desa wisata di Purbalingga,
lumayan pesat dibanding di Temanggung. Oleh karenanya, kami datang ke
Purbalingga, khususnya di Desa Panusupan, untuk belajar secara
langsung manajemen pengelolaan desa wisata dan strategi
pemasarannya,” kata Supratmantoro.
Sementara
itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno,
M.Si mengatakan, pengembangan desa-desa wisata di Purbalingga terus
dipacu dengan melibatkan berbagai pihak dan SKPD (Satuan kerja
Perangkat Daerah) terkait. Dinbudparpora, tidak akan mampu berjalan
sendiri tanpa dukungan SKPD lain seperti Bappeda yang menyiapkan
anggaran, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) yang mendukung pembangunan
infrastruktur menuju desa wisata, dan SKPD lain yang terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam peningkatan kualitas
sumberdaya manusia serta pengembangan desa wisata.
“Kebijakan
Pemkab Purbalingga dibawah kepemimpinan Bupati Tasdi dan Wakil Bupati
Dyah Hayuning Pratiwi, untuk mengembangkan desa wisata secara tegas
tertuang dalam misi pembangunan kelima, yakni menggerakan
perekonomian masyarakat yang berbasis pariwisata. Dengan political
will yang tegas dibidang pariwisata ini, maka warga masyarakat yang
ingin mengoptimalkan potensi desanya sebagai desa wisata merasa
didukung dan termotivasi,” kata Prayitno saat menerima rombongan.
Prayitno
menambahkan, kepedulian Pemkab Purbalingga dalam mengembangkan
desa-desa wisata yang saat ini ada 15 desa, antara lain dengan
pemberian stimulan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) sebesar Rp 1 miliar
untuk lima desa pada tahun 2015, dan Rp 800 juta pada tahun 2016 ini
juga untuk lima desa. Selain itu, juga penempatan tenaga fasilitator
pendamping desa wisata di lima desa, serta sejumlah pelatihan untuk
peningkatan sumberdaya manusia dan kunjungan studi komparatif ke desa
wisata di luar Jateng yang dinilai lebih maju.
“Dengan
memacu desa-desa wisata di Purbalingga, wisatawan yang datang ke desa
wisata pada tahun 2015 mencapai 276 ribu, dan pada tahun 2016 ini
ditarget 1 juta pengunjung ke desa wisata. Khusus untuk Desa wisata
Panusupan, tahun ini ditarget 150 ribu pengunjung, dan kunjungan
Januari hingga minggu kedua bulan Mei 2016 sudah mencapai 54 ribu
wisatawan,” tambah Prayitno.
Ketua
Pokdarwis Ardi Mandala Giri, Yanto Supardi mengatakan, pengembangan
desa wisata di desanya tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik
dari Dinbudparpora Purbalingga yang selalu melakukan pendampingan,
dan dukungan penganggaran dari Bappeda, serta dukungan dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Provinsi Jawa tengah. Sementara
peran kepala desa lebih untuk menjembatani antara Pokdarwis (kelompok
sadar wisata) dengan SKPD di Jajaran pemkab Purbalingga.
Yanto
menambahkan, deswita Panusupan saat ini mengelola enam daya tarik
wisata, antara lain wisata religi Ardi Lawet, jembatan cinta, susur
sungai, taman Srimbar Jaya, wahana outbound Wana Tirta dan curug
Pesantren, serta sejumlah daya tarik seni budaya seperti seni
Dayakan, lengger lanang, Rodat, kuda lumping dan kothekan lesung.
“Wisatawan
yang datang bisa membeli paket kunjungan wisata dengan menginap di
homestay, atau bisa juga mengunjungi daya tarik wisata baik
wisata alam, dan religi,” tambah Yanto Supardi.
(Kabare Bralink/Wisata)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !