PURBALINGGA
- Komunitas Teater dan Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga
menggelar laku budaya bertajuk 'Ngaji Budaya' di
panggung terbuka GOR Mahesa Jenar, Purbalingga, Sabtu (25/6) malam.
Kegiatan ini menjadi ajang sua karya para pelaku seni di Purbalingga
dan sekitarnya.
Pada
malam itu bisa dilihat jika pecinta seni sastra tidak cuma milik
sastrawan dan seniman saja, tapi juga dari kalangan lain. Misalnya
dari kalangan santri saat Sukhedi yang membaca cerpen berduet dengan
sastrawan Ryan Rachman. Gus Basyir yang berorasi budaya dan membaca
syair arab yang penuh hikmah. Dari kalangan pendidik, Prasetyo guru
SMP 1 Bukateja membawakan geguritan bahasa Jawa dan Haryono Kepala
SMP 3 Purbalingga yang berpuisi. Bahkan Kapolsek Kaligondang AKP SS
Udiono juga naik panggung berpuisi.
Malam
itu juga jadi ajang apresiasi dan ekspresi kembali seni sastra teater
yang selama ini sedikit tersumbat bagi sejumlah orang. Buktinya,
Dhoni Kurniawan dan Mey Nurlela, dua pembaca puisi hebat ini mengaku
setelah 15 tahun lamanya tidak membaca puisi di panggung. Malam itu
mereka membaca dengan penuh semangat dan ekspresif.
Harus
diakuti bahwa potensi seni yang dimiliki Purbalingga tidak hanya
terpusat di kota saja. Sajian tari dari para penari cilik asal Desa
Bumisari, Kecamatan Bojongsari, Egy, Ara, Bila dan Nayla, begitu
memukau penonton. Wirama, wiraga dan wirasanya sudah bagus untuk
umuran mereka. Kothekan Si Gimbal dari Desa Bokol, Kecamatan
Kemangkon yang membawakan musik perkusi dari barang bekas dan
teatrikalisasi puisi dan lagu juga mendapat aplaus dari penonton. Tak
ketinggalan musikalisasi puisi dari pemuda Desa Prigi Kecamatan
Padamara yang tergabung dalam kelompok Nada Sumbang juga ekspresif
penampilannya. Tak kalah apik drama satu babak tentang azab orang
"pemakan" tanah yang dibawakan Teater Brankas SMA 2
Purbalingga.
Agustav
Triono, Sekretaris Katasapa mengatakan, Ngaji Budaya merupakan laku
seni khususnya satra dan teater untuk memberikan sumbangan kecil bagi
seni ini di Purbalingga. Ia bersama Trisnanto Budidoyo pun tak
ketinggalan membaca puisi. Demikian pula dengan Kamuajo yang
membawakan musikalisasi puisi.
“Saya
sangat senang dengan kegiatan Katasapa. Saya akan mencoba membantu
memfasilitasi kelompok seni dan budaya dalam berkegiatan. Panggung
ini terbuka bagi siapa saja yang hendak berkesenian,” kata Kepala
Dinbudparpora, Purbalingga Subeno.
Animo
masyarakat terhadap tontonan seni di Purbalingga cukup tinggi,
buktinya selama dua kali Katasapa menggelar acara, sejumlah pegiat
seni dari luar kota pun ingin menikmati gairah seni di Purbalingga.
(Kabare
Bralink/Istimewa)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !