PURBALINGGA
– Akibat ditemukannya jentik nyamuk di bak kamar mandi seorang
warga di Desa Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Bupati Tasdi jadi
ikut andil. Awalnya jentik tersebut ditemukan pada saat Gebrak Gotong
Royong yang diadakan desa tersebut. Dengan begitu, Bupati Tasdi
memerintahkan Kepala Puskesmas Kecamatan Kemangkon untuk lebih
proaktif menggerakan masyarakat untuk melakukan gerakan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN).
“Ini
masih ada jentik nyamuknya. Pemilik rumah mana? Lebih sering
dibersihkan nggih, Bu, biar bersih dan tidak ada jentik nyamuknya,”
ujar Ketua Tim Penggerak PKK Purbalingga Ny. Erni Tasdi saat
mendampingi Bupati Tasdi melakukan pengamatan jentik nyamuk di
sejumlah rumah warga, Jumat (22/7).
Kegiatan
Gebrak (Gerakan Bersama Rakyat) Gotong Royong diawali dengan menanam
pohon penghijauan di turus jalan menuju desa Kedunglegok, kemudian
kerja bhakti memasang 'tretes' jalan lingkungan, pengamatan jentik
nyamuk dan pemberian sembako kepada warga kurang mampu.
Kegiatan
yang disengkuyung seluruh pimpinan SKPD dan jajaran pemerintah desa
se Kecamatan Kemangkon, dimaksudkan untuk membangkitkan lagi semangat
bergotong royong baik dijajaran pemerintahan maupun dikalangan
masyarakat.
Bupati
melanjutkan, selain gerakan pemberantasan sarang nyamuk juga perlu
adanya upaya percepatan pemanfaatan jamban keluarga. Karena di
wilayah kecamatan Kemangkon, menurut Bupati masih banyak warga yang
belum memiliki jamban keluarga.
“Puskesmas
dan Kepala Desa saya minta meningkatkan lagi sosialisasi pola hidup
bersih dan sehat kepada masyarakat. Termasuk pemanfaatan jamban
keluarga PSN secara berkala,” katanya.
Bupati
menuturkan, pemkab Purbalingga tahun ini menyiapkan anggaran untuk
jambanisasi sejumlah Rp Rp 2,8 miliar. Dana itu dialokasikan untuk
menfasilitasi pengadaan jamban sebanyak 4.388 unit jamban.
“Tiap
keluarga kita fasilitasi pengadaan jamban senilai Rp 600.000,”
katanya.
Saat
dikonfirmasi dilokasi Gebrak Gotong Royong, Kepala Puskesmas
Kemangkon, dr. RM Martanto Budiarto mengaku sosialisasi PHBS sudah
rutin dilakukan baik oleh petugas Puskesmas, Bidan Desa maupun kader
kesehatan yang ada ditingkat desa. Termasuk kagiatan PSN juga rutin
diadakan.
“Kita
sudah punya tim. Edukasi kepada masyarakat tidak hanya saat
sosialisasi namun dilakukan saat warga memeriksakan kesehatannya di
Puskesmas,” jelasnya.
Dikatakan
Martanto, Sosialisasi dan edukasi PHBS dilakukan secara berkala di 19
desa yang ada di kecamatan Kemangkon. Hanya dua desa diantaranya
yakni Toyareka dan Gambarsari terdapat kasus Demam Berdarah (DB).
“Begitu
ada informasi DB kita langsung melakukan penyelidikan epidemologi.
Termasuk melakukan foging dan menggiatkan PSN,” katanya.
Saat
dimintai keterangan jumlah warga yang belum memiliki jamban keluarga,
dr Martanto mengaku sudah memiliki datanya. “Silahkan datang saja
ke Puskesmas, datanya ada di Puskesmas,” tandasnya.
(Kabare
Bralink/Humas)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !