PURBALINGGA
– Kunjungan wisatawan ke desa wisata di Purbalingga selama
libur lebaran naik 488 persen. Pada tahun 2015, wisatawan yang datang
ke desa wisata tercatat hanya 13.405 orang, sementara pada libur
lebaran tahun 2016 ini yang dihitung mulai tangggal 7 hingga 12 Juli
sebanyak 63.962 wisatawan.
Kenaikan
yang drastis ini menggambarkan fenomena pergeseran tren wisatawan
dari mass tourism ke alternative tourism. Di sisi lain,
kenaikan ini tak lepas dari kebijakan Pemkab setempat melalui Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) yang
gencar mengembangkan potensi desa wisata sejak tahun 2015.
“Sejak
awal tahun 2015, kami terus menggali potensi di desa yang bisa
dijadikan sebagai destinasi wisata dan sekaligus melakukan pembinaan
dan pembenahan sumberdaya masyarakat pengelolanya. Hasilnya, ternyata
mulai dapat dirasakan pada tahun 2016 ini,” ungkap Ir. Prayitno,
M.Si, Rabu (13/7).
Prayitno
mengatakan, kunjungan ke desa wisata selama libur lebaran ini
tercatat di desa wisata Serang, Kecamatan Karangreja sebanyak 28.100
orang, Desa Panusupan, Kecamatan Rembang 12.575 orang, Desa Tanalum,
Rembang 7.980 orang, desa wisata Karangcegak, Kecamatan Kutasari
7.046 orang, Desa wisata Siwarak, Karangreja 4.600 orang, Desa
Bantarbarang Kecamatan Rembang 1.870, Desa Kedungbenda, Kemangkon 911
orang, Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari 460 orang, Desa Onje,
Kecamatan Mrebet 160 orang dan sejumlah desa wisata lainnya.
“Dalam
tahun 2015, kunjungan ke desa wisata seluruhnya 276.000 orang, dan
pada tahun 2016 ini target kunjungan sebanyak 1 juta wisatawan,”
kata Prayitno.
Prayitno
juga menambahkan, untuk mencapai target satu juta wisatawan ke desa
wisata pada tahun 2016 ini, pihaknya terus menggali potensi yang ada
di desa wisata dan bersama pengelola wisata di desa yang tergabung
dalam kelompok sadar wisata menggali ide-ide kreatif yang bisa
menjadi daya tarik wisatawan. Prayitno mencontohkan,di Desa
Karangcegak, Kecamatan Kutasari yang semula hanya kolam biasa untuk
mandi, akan dikembangkan sebagai wisata foto di dalam air
(underwater). Jenis wisata ini ternyata diminati kalangan
muda-mudi yang ingin berfoto selfie yang unik di dalam air.
Kemudian di Desa Tanalum Kecamatan Rembang, wisatawan tidak hanya
menikmati air terjun secara biasa, tetapi dikemas dalam paket wisata
canyoning dan repling di air terjun. Di desa
Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, naik perahu pasir ternyata mampu
menjadi daya tarik yang bisa dijual ke wisatawan.
“Beberapa
desa wisata lain yang memiliki potensi panorama alam yang indah, juga
dikemas secara rapi untuk paket treking, susur sungai, outbound, dan
paket lainnya yang menarik wisatawan,” katanya.
Prayitno
menambahkan, untuk mendukung pengembangan desa wisata, pihaknya terus
melakukan berbagai pelatihan seperti pelatihan pemandu wisata,
pengelolaan homestay, pembuatan souvenir, pelatihan manajemen
desa wisata, pelatihan penyusunan paket wisata, pelatihan internet
sebagai media promosi wisata, pemberian motivasi oleh tenaga
motivator profesional, studi komparasi ke desa wisata lain, kampanye
sapta pesona sadar wisata, dan berbagai kegiatan peningkatan
sumberdaya lainnya seperti fasilitasi sertifikasi pemandu wisata
serta bantuan sarana prasarana pendukung wisata.
“Dinbudparpora
juga menempatkan tenaga fasilitator di desa yang mendampingi setiap
saat para pelaku wisata di desa, serta memberikan bantuan keuangan
khusus sebagai stimulan pengembangan desa wisata,” tambah Prayitno.
(Kabare
Bralink/Wisata)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !