PURBALINGGA
– Dalam rangka meningkatkan daya saing dan mengenalkan
produk—produk perajin yang ada di Kabupaten Purbalingga, agar
semakin diminati dan mendapatkan pangsa pasar yang luas. Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Purbalingga akan terus gencarkan kegiatan promosi
melalui pameran dan memfasilitasi kredit bagi para perajin.
“Untuk
pemasaran, Pemkab Purbalingga melalui Dekranasda membantu
memfasilitasi perajin dan memamerkan produk para perajin pada
kegiatan pameran serta fasilitasi kredit murah,” jelas Istriyati,
Kepala Sub Bagian Distribusi dan Dunia Usaha pada Bagian Perekonomian
Setda Purbalingga saat penutupan Rangkaian Hari Jadi Provinsi Jawa
Tengah Ke-66, Minggu (28/8) di Alun Alun Kota Magelang.
Istriyati
menjelaskan, bahwa untuk pemasaran selain mengikuti berbagai
pameran, untuk memfasilitasi permodalan bagi para perajin, pemkab
juga memfasitasi berupa kredit dengan program subsidi bunga dan
kredit usaha rakyat (KUR).
“Untuk
meningkatkan kualitas produk dari para perajin, kami juga ikut
sertakan mereka untuk mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan serta
lomba kerajinan baik ditingkat kabupaten maupun tingkat provinsi,”
jelasnya.
Istriyati
menambahkan, Dalam upaya regenerasi untuk mencetak para perajin baru,
pihaknya melibatkan sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam lomba batik
tingkat provinsi dan mengikuti karnival batik. Kegiatan lainnya
adalah Dekransda Purbalingga juga mengadakan lomba desain motif batik
khas Purbalingga dengan tema Pesona Goa Lawa yang akan dimulai 29
Agustus 2016 mendatang.
Perajin
Wayang Suket (rumput) dari Desa Wlahar, Kecamatan Rembang, Badriyanto
mengatakan, selain kendala permodalan dan promosi, pemkab juga
diminta meningkatkan sumber daya manusia dan bahan baku. Menurutnya,
di desanya keinginan generasi mudanya untuk menekuni usaha di bidang
kerajinan tidak terlalu diminati.
Hal
tersebut menjadi kendala baginya untuk memproduksi kerajinan yang
digelutinya berupa pembuatan wayang suket karena terbatasnya tenaga
kerja, sehingga sering kali para pemesanan hasil kerajinannnya harus
menunggu lama. Pihaknya juga tidak berani mempromosikan produknya di
media sosial (medsos) karena antara permintaan dan bahan baku tidak
seimbang.
“Karena
disamping tenaga kerjanya yang terbatas, bahan bakunya juga sulit
didapatkan,” jelasnya.
Menurut
Badriyanto, saat ini, untuk memenuhi bahan baku rumput membuat
wayang, dirinya harus mencari rumput sampai ke desa tetangga, bahkan
sering berebut dengan para pencari rumput, sehingga pemerintah perlu
memberikan solusi agar para perajin yang mengalami kendala seperti
dirinya agar ada fasilitasi bahan baku maupun permodalan yang
memadai.
(Kabare
Bralink/Humas)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !