PURBALINGGA
– Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I
Marsekal Muda (Marsma) TNI Yuyu Yutisna bersama jajarannya, Kamis
(11/8) mengunjungi Pangkalan Udara (Lanud) Wirasaba Purbalingga.
Kedatangannya
Pangkoopsau di Lanud Wirasaba dengan helikopter disambut Komandan
Lanud Wirasaba, Letnan Kolonel Penerbang (Letkol Pnb) Suparjo, Wakil
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Pimpinan Forum Koordinasi
Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Purbalingga dan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
Setibanya
di Lanud Wirasaba, Pangkoopsau I Marsekal Muda (Marsma) TNI Yuyu
Yutisna meninjau bangunan fasilitas diantaranya mess Rajawali, kantor
PIA, kantor kesehatan dan meninjau lokasi bandara. Terkait dengan
pembangunan Lanud Wirasaba menjadi bandara komersial Yuyu Yustina
mengatakan, bahwa hal tersebut bukan tugas utama jajaranya, namun
yang berwenang pemerintah daerah (Pemda).
“Cuman
kebetulan, kita yang memiliki lahan disni. Namun demikian akan tetap
kita awasi dalam prosesnya jangan sampai ada yang dirugikan. Semua
kegiatan tersebut ujungnya adalah pada kesejahteraan masyarakat dan
pembangunan negara. Untuk itu, saya akan mendukung kegiatan
tersebut,” tuturnya.
Selain
itu, Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Sumber Daya Alam (SDA) dan Tata
Ruang pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Purbalingga, Istanto Sugondo menjelaskan, bahwa kondisi Lanud
Wirasaba yang akan dijadikan bandara komersial saat ini memiliki luas
lahan kurang lebih seluas 115.0420 hektar. Berbagai prasarana yang
sudah tersedia antara lain landas pacu sepanjang 850 meter dengan
lebar 50 meter serta bahu landasan kanan dan kiri masing-masing 30
meter. Untuk konstruksinya berupa tanah dan rumput dengan test
kepadatan tanah/California Bearing Ratio (CBR) sudah terpenuhi.
Prasaranan lainnya adalah taxiway/ jalur menuju tempat parkir pesawat
sepanjang 300 meter X 25 meter, apron (tempat parkir pesawat) dengan
ukuran 100 meter X 45 meter dan treshold (jalur emergency)
panjangnya 600 meter X 50 meter.
“Prasarana
lainnya adalah pemandu lalu lintas udara (PLLU) dan penerangan,
peralatan meteo, peralatan komunikasi, avtur dan avigas pesawat serta
personil yang yang terampil dalam penerbangan,” jelasnya.
Istanto
Sugondo menambahkan, bahwa Lanud Wirasaba yang berdiri sejak jaman
Belanda dengan kondisi geografis yang sangat strategis dan konstruksi
landas pacu yang kokoh yang didukung hasil test CBR sudah memenuhi
syarat.
Sedangkan
hasil master plan dan rencana teknik Lanud Wirasaba yang sudah
mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
diantaranya, untuk pembangunan Lanud Wirasaba menjadi bandara
komersial dibutuhkan antara lain untuk landas pacu sepanjang 1.500 X
30 meter, air strip 150 meter dan stop way 60 meter X 30 meter untuk
pangkal dan ujungnya. Untuk Runway End Safety Area (RESA) 90
meter X 60 meter. Nantinya, jenis pesawat yang dapat mendarat di
Bandara Wirasaba adalah pesawat jenis ATR 72-500 dengan jumlah
penumpang kurang lebih 70 orang.
Untuk
bangunan sisi darat berupa terminal, parkir dan bangunan lainnya,
seluruhnya masih menggunakan tanah milik TNI-AU, kecuali aksesibiltas
jalan baru. Sedangkan kebutuhan tanah landas pacu, seluruhnya
menggunakan tanah milik TNI-AU, namun untuk sebagian stop way dan
RESA menggunakan tanah milik warga.
Untuk
aksesibilitas ke bandara ada dua alternatif, yaitu melewati jalan
yang sudah ada atau jalur Tidu-Wirasaba dengan cara melebarkan jalan.
Sedangkan alternatif kedua membangun jalan baru Tidu-Wirasaba yang
tegak lurus dengan bangunan terminal sisi barat bandara. Total
kebutuhan tanah diantaranya untuk sisi udara dan sisi barat. Untuk
sisi udara atau untuk stop way dan RESA butuh lahan seluas kurang
lebih 51.200 meter/5,12 hektar dan untuk sisi darat berupa
pembangunan jalan baru seluas kurang lebih 12.900 meter/1,29 hektar.
Sehingga total kebutuhan lahan untuk panjang runway 1,500 meter
adalah seluas 64.100 meterpersegi atau 6,41 hektar.
(Kabare
Bralink/Humas)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !