PURBALINGGA
- ‘Tidak tahu belajarlah, tidak bisa bersungguh-sungguhlah,
mustahil, cobalah’, begitu prinsip hidup dari Khasbi
Istanto, guru MI NU 2 Tangkisan, Mrebet, Purbalingga. Lewat karyanya
dalam pengembangan pendidikan inovatif, Kasbi Istanto memenangi
kompetisi guru berprestasi Kementerian Agama (Kemenag) tingkat Jawa
Tengah di Grand Wahid Salatiga, Kamis (18-21/8).
Khasbi
mengaku unsur yang paling unggul dalam kompetisi tersebut adalah
penilaian terhadap karya inovasinya yang berbasis pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar. Dari tahun 2013, setelah dilatih
oleh USAID PRIORITAS, saya menjadi tersadar bahwa menggunakan media
berbasis lingkungan sebagai sumber belajar bagi siswa sangat efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
“Sejak
saat itu sampai sekarang saya telah membuat 25 media pembelajaran
inovatif yang menggunakan barang-barang dari lingkungan sekitar,”
kata guru yang telah 10 tahun mengabdi di madrasah itu.
Sejumlah
25 alat peraga inovatif berbasis lingkungan yang telah dibuat
dipresentasikan kepada Dewan Juri yang telah ditunjuk Kemenag Jateng.
Mulai dari media Garis Bilangan Batang Singkong (Gabil Basing) untuk
pengurangan dan penjumlahan.
Kemuudian,
Pohon Minta Tolong (Pamitong) untuk pembelajran IPS dan bahasa
Indonesia, Bakul Telur Kerajaan (IPS). Pohon Nusantara (IPS dan
PPKN), Tampok Sakti untuk belajar perkalian, Batok Perkalian Berulang
dan berbagai media inovatif lain.
Dalam
presentasi berbahasa Inggris, Khasbi menyampaikan bahwa penggunaan
alat berbasis lingkungan ini mampu mengatasi keterbatasan alat
peraga, biaya, dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Hal
tersebut sesuai dengan basis pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan (PAKEM) yang di implementasikan di madrasah dimana
beliau mengajar.
“Anak-anak
menjadi sangat bersemangat ketika belajar. Mereka juga lebih mudah
memahami pembelajaran, karena saya mencoba membuat kontekstual dengan
benda-benda yang mereka temui di rumah, di desa, di kebun, dan di
lingkungan mereka tinggal,” ungkap putra ke empat dari pasangan
Sutarno dan Mistiyah ini.
Lulusan
PGMI STAIN Purwokerto ini menyampaikan bahwa setiap tahun media yang
pernah dibuat selalu berkembang. Misalkan saja Gabil Basing yang
telah dibuat tahun 2014/2015 telah memilki tambahan ragam permainan.
Tetuca
angkrun gabil basing atau singkatan dari tebak, tulis, cari angka
beruntun garis bilangan batang singkong. Siswa diajak untuk menebak
angk, menulis angka dan lambang, mencari angka, dan membuat angka
beruntun. Uniknya, permainan tersebut berkembang dari siswa-siswa
yang difasilitasinya.
Guru
madrasah di pelosok gunung ini menambahkan, metode dan model
pembelajaran yang dilakukannya juga ternyata memudahkan interaksi
siswa. Dengan bahan pelajaran berbasis lingkungan yang telah disusun
dan disesuaikan dengan model pembelajaran.
Bahan
pembelajaran yang disajikan kepada siswa, dia susun dengan melibatkan
banyak unsur. Mulai dari tanaman, bebatuan, kerajinan tangan. toples
bekas, kardus bekas, botol bekas dan semua hal tersebut
dikombinasikan dengan nyayian dan permainan yang sudah akrab
ditelinga siswa.
“Saya
berterimakasih kepada USAID PRIORITAS yang telah mengajarkan hal
tersebut,” ungkap Khasbi.
Model
pembelajaran berbasis lingkungan ini juga mengaktifkan siswa dalam
permainan dan belajar di luar kelas. Selain itu juga berdasarkan
realita di lingkungan tempat tinggal serja menjawab realitas
kehidupan.
Khasbi
mencontohkan, yaitu ketika membelajarkan IPS dan bahasa Indonesia
dengan Media Pamitong, dia mencoba mengangkat realitas pencemaran air
oleh sebuah pabrik. Siswa di posisikan sebagai pohon dan lingkungan
yang meminta tolong akibat pencemaran.
Kemudian
siswa disimulasikan juga berdiskusi dengan menjadi pemuda yang
mensolusikan realitas pencemaran tersebut dalam bentuk tulisan yang
berbasis literasi informasi. Hal tersebut akan membuat siswa lebih
sensitif terhadap lingkungannya.
Kemenangan
Khasbi dalam kompetisi guru berprestasi lingkup Kemenag Jateng dengan
menyisihkan 71 peserta lain ini juga mengantarkan Khasbi dalam
pemilihan kompetisi guru berprestasi nasional yang rencananya
diselenggarakan bulan November 2016.
(Kabare
Bralink/Humas)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !