PURBALINGGA
– Bupati Tasdi secara resmi meluncurkan layanan Sistem Informasi
Kamar Kosong Rumah Sakit atau Empty Room Rumah Sakit (ER-RS
Purbalingga). Layanan yang bisa diakses melalui android ini, untuk
mempermudah masyarakat dalam mencari informasi tentang ketersediaan
kamar kosong di rumah sakit yang ada di Purbalingga.
“Melalui
layanan ini, masyarakat dan tenaga kesehatan akan dipemudah ketika
akan dirawat maupun merujuk pasien untuk rawat inap. Sistem ini akan
mempercepat proses rujukan terutama rujukan gawat darurat sehingga
akan menurunkan angka kematian,” ujar Bupati Tasdi saat meluncurkan
ER-RS Purbalingga, disaksikan Menteri Kesehatan Nila Djuwita F.
Moeloek pada penutupan Pekan Promosi Kesehatan 2016, di GOR Mahesa
Jenar Purbalingga, Kamis (11/8).
Selain
ER-RS, Kabupaten Purbalingga juga meluncurkan layanan Sistem
Informasi Puskesmas atau Simpus. Sistem ini, lanjut Bupati berbagai
informasi yang ada di 22 Puskesmas se Kabupaten Purbalingga
terkoneksi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten bahkan dapat diakses
langsung oleh Sekretariat Daerah (Setda). Adanya system ini
diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah proses pengambilan
keputusan.
Terkait
adanya layanan Simpus dan ER-RS, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek
sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan jajaran kesehatan di
Purbalingga. Bahkan dirinya berjanji akan memprovokasi daerah lainnya
untuk juga melakukan langkah yang sama seperti dilakukan oleh Bupati
Purbalingga Tasdi dan Wabup Dyah Hayuning Pratiwi.
Dirinya
mengaku agak capai ketika ada satu saja masyarakat yang tidak
mendapat kamar perawatan, maka sms (sort messages service-red) yang
masuk bertubi-tubi dan marahnya bukan main.
“Tentu
akan berbeda ketika kita sudah mau terbuka sehingga masyarakat tahu
ini lho kamar kosong di rumah sakit mana. Mereka tidak perlu lagi
bolak-balik saat akan mengakses layanan kesehatan,” katanya.
Menteri
juga meminta, system ER-RS yang dikembangkan Purbalingga agar dapat
nge-link dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah maupun
Kementerian Kesehatan. Sehingga cakupannya akan lebih luas lagi.
“Dengan
memanfaatkan teknologi informasi ini kita bisa cepat mengetaui mana
yang harus cepat kita intervensi,” tandasnya.
Menteri
Kesehatan mengatakan, dalam skala nasional, program tersebut sudah
dimulai dengan nama sistem penanggulangan gawat darurat terpadu
(SPGDT). Untuk mengetahui informasinya, masyarakat bisa menghubungi
119. SPGDT ini, lanjutnya, tidak hanya untuk kecelakaan saja, tetapi
juga bisa untuk ibu hamil untuk mencari tahu mana kamar yang kosong
dan bisa diketahui melalui sistem informasi tersebut.
Hingga
saat ini baru ada 27 kabupaten di seluruh Indonesia yang terintegrasi
dalam layanan tersebut.
“Saat
ini Purbalingga sudah ikut masuk di dalamnya. Kita targetkan ke depan
sampai 100 persen (daerah) ikut,” katanya.
Sementara
itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, dr. Nonot Mulyono
mengatakan ER-RS berisi informasi jumlah kamar kosong yang ada di
rumah sakit bukan saja di kabupaten Purbalingga namun juga di RSUD dr
Margono Soekarjo Purwokerto dan RS Emannuel Klampok, Banjarnegara.
“Layanan
ER-RS terkoneksi dengan rumah sakit di Purbalingga seperti RSUD dr R
Goeteng Tarunadibrata, RSU Harapan Ibu, RSU Nirmala, RSBD Panti
Nugroho, RSIA Ummu Hani. Masyarakat juga dapat melihat informasi
kamar kosong di RSUD Prof . Dr. Margono Soekarjo dan RSU Emanuel
Banjarnegara,” jelasnya.
Menurut
Nonot, layanan informasi kamar kosong tersebut dapat diakses oleh
masyarakat menggunakan smartphone dan android. Masyarakat, katanya
tinggal mengunduh aplikasi ER-RS Purbalingga di playstore.
“Ketik
saja Purbalingga di pencarian playstore, akan muncul aplikasi
ER-RS Purbalingga karena itu satu-satunya di playstore. Kemudian
unduh dan aplikasi tersebut dapat segera dioperasikan,” katanya.
Menurutnya,
informasi kamar kosong yang ditampilkan dalam layanan tersebut akan
di up-date secara berkala setiap ada perubahan jumlah kamar
kosong yang ada di masing-masing rumah sakit.
(Kabare
Bralink/Humas)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !