![]() |
Pengukuran Gas Rumah Kaca di Lahan Budidaya Padi |
Purbalingga
– Kabupaten Purbalingga menjadi salah satu lokasi demplot percontohan Budidaya
Padi Rendah Emisi. Ujicoba
yang diinisiasi dari program GELAMA I (Green Economy Locally Appropriate
Mitigation Action in Indonesia) itu dilaksanakan di Desa Senon, Kecamatan
Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.
”Ternyata budidaya padi menjadi salah satu
kegiatan yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam hal ini metana dalam
jumlah cukup besar, budidaya padi dengan menggunakan metode Climate Smart
Agriculture (CSA) yang kita terapkan disini tebukti bisa menekan emisi gas
rumah kaca,” kata Dr Prihasto Setyanto, Kepala Balai Penelitian Lingkungan
Pertanian (Balingtan) pada saat Farmer Field Day di Desa Senon, Kecamatan
Kemangkon, Rabu (14/09).
Menurutnya, dengan
kenaikan jumlah penduduk permintaan beras juga akan meningkat yang tentu saja
akan diiringi dengan kenaikan emisi dari budidaya padi. Sistem Budidaya Padi
yang ramah iklim menjadi solusi persoalan tersebut.
Fasilitator GELAMA I, Sutoyo menambahkan lahan sawah yang umumnya dikelola
dalam keadaan tergenang air menjadi penyebab ttimbulnya emisi metana yang
dihasilkan dari proses dekomposisi anaerobik bahan organik. Penyebab lainya timbulnya
emisi adalah dari penggunaan pupuk, pestisida dan pembakaran jerami. Selain
rendah emisi, budidaya padi ramah iklim juga diupayakan tetap menjaga produktivitas
pertanian.
”Intervensi utama dalam teknologi ini
adalah pengaturan irigasi dengan sistem berselang (intermittent), pengelolaan
nutrisi yang tepat dan pengelolaan hama terpadu,” katanya.
Teknologi yang diterapkan merupakan
rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian
Lingkungan Pertanian Kementerian Pertanian (BALINGTAN) dalam Climate Smart
Paddy Rice Cultivation System (Care-Rice) in Indonesia. Penerapan uji coba CSA menggunakan
pendekatan Sekolah Lapangan, dimana petani mengikuti proses belajar
secara langsung di lapangan.
Hasil ujcoba panen yang dilaksanakan
kemarin tetap berproduksi tinggi dan bisa menekan emisi. ”Kami ucapkan
terimakasih, Purbalingga menjadi salah satu lokasi percontohan, harapan kami
kedepan bisa diaplikasikan secara masal sehingga tercipta budidaya padi yang
rendah emisi namun tetap berproduksi tinggi,” ujar Hafidah Khusniaty, Plh Kabid
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dintanbunhut Purbalingga.
(Kabare Bralink)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !