PURBALINGGA
- Penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP), Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Purbalingga melalui Badan Pelaksana Penyuluh Dan Ketahanan
Pangan (BP2KP) Kabupaten Purbalingga mengadakan lomba cipta menu.
Lomba yang dimaksudkan agar setiap individu bertanggungjawab dalam
menentukan dan menyediakan menu keluarga sehari-hari dengan
menyajikan menu yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA)
dilaksanakan di Pendapa Dipokusumo Selasa (22/11) diikuti peserta
dari Tim Penggerak PKK setiap kecamatan, perwakilan Dharma Wanita dan
organisasi wanita Se-Kabupaten Purbalingga.
“Lomba
tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat akan akan
pentingnya konsumsi pangan B2SA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Selain itu juga untuk mendorong serta meningkatkan kreatifitas
masyarakat pada umumnya dan ibu rumah tangga pada khususnya dalam
memilih, menetukan dan menyusun menu B2SA berbasis sumber daya
lokal,”jelas Lily Purwati Kepala BP2KP Kabupaten Purbalingga.
Selain
itu, jelas Lily, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk membangun
budaya keluarga untuk mengkonsumsi aneka menu makanan B2SA untuk
memenuhi gizi sehari-hari dengan memanfaatkan potensi pangan
disekitar rumah/pekarangan. Sedangkan untuk materi lomba adalah cipta
menu B2SA berbasis sumber daya lokal.
“Penilaian
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif yakni keseimbangan menu
dan nilai gizi sesuai porsi serta aspek keamanan pangan.Selain itu
juga keanekaragaman jenis bahan pangan meliputi keanekaragaman antara
waktu makan dan keaneka ragaman kelompok pangan serta kreatifitas
pengembangan resep dengan memanfaatkan pangan lokal,”ujar Lily.
Dalam
sambutannya, Wakil Ketua I TP PKK Kabupaten Purbalingga Ny Anas
Sumarjo mengapresiasi kegiatan tersebut, karena hal tersebut bagian
dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan membudayakan pola
konsumsi pangan B2SA sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. Hal
tersebut juga dilakukan guna mendukung terwujudnya ketahanan pangan
yang mantap di Kabupaten Purbalingga.
“Kegiatan
Lomba Cipta Menu B2SA ini juga sebagai salah satu media sosialisasi
sekaligus mendukung kampanye diversifikasi pangan pada masyarakat.
Karena salah satu aspek penting untuk mewujudkan ketahanan pangan
adalah dengan melaksanakan diversifikasi pangan berbasis bahan baku
sumber daya lokal,”ujarnya.
Menurut
Ny. Anas Sumarjo, konsumsi pangan yang B2SA sangat terkait erat
dengan kesehatan masyarakat. Hampir 100 persen penyakit degenerative
yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia berawal dari
pola konsumsi pangan yang kurang tepat atau berkualitas. Adapun
kualitas konsumsi pangan masyarakat Indonesia dapat dipantau dengan
menggunakan ukuran skor pola pangan hatrapan (PPH).
“Skor
PPH ini digunakan sebagai indicator tercapainya peningkatan kualitas
konsumsi pangan masyarakat di suatu daerah,”ujarnya.
Untuk
skor PPH hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kabupaten
Purbalingga Tahun 2015 sambung Ny Anas Sumarjo mencapai 84,33 persen.
Angka tersebut menunjukkan bahwa konsumsi pangan masyarakat
Purbalingga yang belum berimbang serta konsumsi masih berlebih pada
beras, minyak/lemak dan gula. Sedangkan konsumsi pangan hewani dan
umbi-umbian masih kurang, sehingga perlu dilakukan upaya edukasi
masyarakat khususnya kaum ibu akan arti pentingnya mengkonsumsi
pangan yang berkualitas, ujarnya.
(Kabare
Bralink/Humas)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !