PURBALINGGA
– Sedikitnya 49 warga Desa Serayu Larangan, Kecamatan Mrebet,
Purbalingga mengalami keracunan. Warga mulai berdatangan ke Puskesmas
Serayu Larangan pada Kamis (9/2) petang. Diduga keracunan itu
disebabkan dari makanan ayam bakar yang dikonsumsi. Akibat kejadian
itu, Pemkab menetapkan kasus keracunan itu sebagai kejadian Luar
Biasa (KLB).
Wakil
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ mengungkapkan,
seluruh korban yang diduga mengalami keracunan mendapat perawatan
intensif dari tenaga medis Puskesmas Serayu Larangan, dan bantuan
dari RSUD Goeteng Tarunadibrata.
“Seluruh
pasien kami pastikan mendapat perawatan dan semua biaya akan
ditanggung Pemkab. Kami juga menetapkan kasus keracunan ini sebagai
kejadian luar biasa,” kata Waup Tiwi disela-sela membantu para
korban keracunan di Puskesmas Serayu Larangan, Kamis (9/2) malam.
Dikatakan
Wabup, setelah mendapatkan laporan adanya korban keracunan, pihaknya
berkoordinasi dengan Bupati yang tengah dinas luar kota dan juga
dengan Dinas Kesehatan serta Puskesmas setempat. Wabup memerintahkan
semua warga yang mengalami gejala keracunan untuk dibawa ke
Puskesmas.
“Saya
perintahkan kepada kepala Desa Serayu Larangan (Krisnu Yuwono-red)
untuk membawa warga yang mengalami gejala keracunan untuk dibawa ke
Puskesmas. Sementara para pasien yang terlihat parah, langsung
dirujuk ke RSUD Goeteng Tarunadibrata,” kata Wabup Tiwi.
Salah
seorang korban, Marto (58) menuturkan, dirinya mendapat kiriman
makanan berupa ayam bakar dari anaknya. Ia mengaku hanya mengkonsumsi
separo dari paha ayam yang diberikan anaknya. “Saya makan ayam itu
pada Rabu (8/2) malam, namun baru terasa kepala pusing dan perut
mual-mual pada Kamis (9/2) sore. Semula saya menganggap sakit perut
biasa, namun ini kok jadi tambah melilit dan kepala terasa pusing
sekali,” tutur Marto.
Pasien
lainnya Afik Afriyanto (15) warga RT ¾ Desa Serayu Larangan juga
menurutkan hal serupa. Afik mengaku mengalami kepala pusing dan perut
mual-mual. Afit mengkonsumsi ayam itu pada Rabu (8/2) sore. “Setelah
makan tidak terasa apa-apa, tetapi kepala saya mulai pusing pada
Kamis (9/2) sore,” tutur Afit.
Kepala
Desa Serayu Larangan Krisno Yuwono yang didampingi Kaur Kesra Ahmad
Yusuf mengemukakan, warga yang menjadi korban keracunan setelah
mengkonsumsi ayam bakar yang dijual oleh Ny Karti. Ayam itu dijajakan
secara berkeliling desa, dan juga di tempat para pekerja plasma
rambut.
“Kami
belum tahu, bagaimana cara memasak ayam bakar. Apakah direbus dulu,
atau dari ayam yang dipotong lalu langsung dibakar. Ayamnya ayam
pedaging dan bentuknya kecil-kecil. Menurut Ny Karti, ayam itu dibeli
dari peternakan ayam milik Kasinah warga Serayu Larangan juga,”
kata Krisno Yuwono.
Ahmad
Yusuf menambahkan, rata-rata korban berada di sekitar tempat
tinggalnya. Mereka yang telah mengalami gejala pusing dan perut
mual-mual, langsung saya ajak untuk berobat ke puskesmas. Para korban
mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia.
“Kendaraan
bak terbuka terpaksa saya gunakan untuk mengangkut warga yang
keracunan,” kata Ahmad Yusuf.
Dokter
Ujang, salah satu tenaga medis yang menangani pasien mengungkapkan,
gejala yang dirasakan para pasien hamper sama, yakni kepala pusing
dan perut mual-mual. Beberapa diantaranya ada yang mengalami demam.
Untuk pasien yang mengalami demam, langsung dirujuk ke RSUD Goeteng
Tarunadibrata.
“Kami
belum bisa memastikan penyebab keracunan itu, namun berdasar
keterangan para korban, keracunan akibat mengkonsumsi daging ayam
bakar yang dijual keliling. Keracunannya bisa dari bumbu yang
digunakan, atau cara masak, atau berasal dari ayam yang tengah
diobati dan mengalami sakit. Ini baru dugaan, nanti baru bisa setelah
diadakan uji laboratorium,” kata Ujang.
Kepala
Dinas Kesehatan Purbalingga Drg Hanung Wikantono mengungkapkan,
pihaknya mengerahkan sekitar 10 ambulan untuk mengangkut para korban
dari puskesmas Serayu Larangan ke Rumah Sakit Goeteng. Pasien korban
keracunan terpaksa sebagian kami rujuk ke RSUD karena tempat di
puskesmas sudah tidak mencukupi. Ruang rawat inap, hanya tersisa satu
bed untuk pasien, semuanya sudah terisi pasien umum.
“Para
pasien yang keracunan terpaksa kami tamping di ruang aula, diatas
meja, dan sebagian lagi di kursi ruang tunggu pasien. Namun, semua
korban kami pastikan mendapat perawatan intensif. Mudah-mudahan tidak
ada korban jiwa,” kata Hanung.
Hanung
menambahkan, pihaknya sudah mengambil sampel berupa ayam bakar dan
beberapa sisa makanan yang dikonsumsi korban. Sampel ayam bakar dan
sisa makanan itu akan dibawa ke laboratorium untuk memastikan
penyebab keracunannya.
“Saat
ini kami fokus untuk menangani para korban, dan mudah-mudahan mereka
bisa segera pulih,” kata Hanung.
(Kabare
Bralink/Dinkominfo)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !