PURBALINGGA
- Gerakan 'Saya, Perempuan Anti Korupsi' (SPAK) bukan
merupakan gerakan sosialisasi melainkan tindakan preventif,
pencegahan yang bentuknya nyata dalam bentuk tindakan. Agen SPAK
berada diseluruh Indonesia yang tersebar di 34 Provinsi, mereka
tersebar dan memantau di lingkup pelayanan publik.
“Agen
SPAK yang paling diutamakan adalah preventif, mereka berada di tempat
pelayanan publik,” kata Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan dalam
acara Gerakan SPAK di Pendopo Cahyana (22/2).
Agen
SPAK lahir berdasarkan penelitian di dua kota yakni Yogjakarta dan
Solo pada tahun 2012-2013 atas keprihatianan terhadap nilai-nilai
kejujuran. Berdasarkan hasil kajian dari tim KPK hanya 4 persen ibu
yang mengajarkan kejujuran kepada anak. Nilai Kejujuran dimaksud
contohnya orang tua yang tidak mengajarkan perilaku mencontek dan
menyerobot antrian dalam kehidupan sehari-hari, karena hal tersebut
masuk dalam kategori perilaku koruptif.
“Jadi
intinya adalah jujur, jujur dalam berpikir, berkata, dan bertindak,
inilah yang namanya integritas” jelas Basaria.
Atas
dasar itulah perempuan dianggap menjadi figur sentral dalam
memberikan pendidikan moral kepada anak dan keluarganya. Fakta
tersebut memberikan kesempatan untuk menggerakan pencegahan korupsi
melalui perempuan. Karena perempuan memiliki peranan yang penting
tidak hanya dalam keluarganya tetapi juga masyarakat sekitar.
Basaria
berpesan kepada agen SPAK agar bisa menjadi panutan dan contoh bagi
orang lain. Agen SPAK tidak hanya berasal dari masyarakat biasa
melainkan terdiri dari berbagai macam profesi. Salah satunya Ny.
Ganjar Pranowo menjadi anggota terbaik SPAK, Ny. Ganjar mampu
menjadikan gerakan SPAK sebagai tindakan preventif/pencegahan dan
mampu mengajak agen SPAK di Jawa Tengah untuk mencegah terjadinya
korupsi, tambahnya.
“Kalau
tindakan preventif bukan dalam bentuk sosialisasi melainkan dalam
bentuk nyata dalam pekerjaan,” tegas Basaria.
Keberadaan
agen SPAK sangatlah penting, karena agen SPAK mempunyai hubungan
khusus yang secara langsung berkoordinasi dengan KPK untuk melaporkan
tindak pidana korupsi. Oleh karena itu untuk menjadi agen SPAK
dibutuhkan seleksi terlebih dulu dan diberikan pendidikan serta
pelatihan secara menyeluruh agar tidak terjadi kekeliruan saat berada
di lapangan.
“Yang
ditraining of trainer (ToT) selalu diseleksi dulu sebelumnya, saya
tidak mau nantinya malah agen SPAK yang justru melakukan korupsi,”
kata Basaria.
Bupati
Tasdi menyampaikan terima kasih atas kehadiran pmpinan KPK yang baru
pertama kali hadir atas undangan salah satu Bupati di seluruh
Indonesia. Kesempatan yang baik itu dimanfaatkan dengan baik oleh
pemerintah Kabupaten Purbalingga bersama dengan kabupaten sekitar
untuk bersama-sama memahami supaya terhindar dari jeratan korupsi
melalui gerakan 'Saya, Perempuan Anti Korupsi'.
“Kita
belajar, kita ada langkah-langkah preventif supaya kita tidak
terjerat masalah korupsi,” pungkas Tasdi.
(Kabare
Bralink/Dinkominfo)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !