PURBALINGGA
- Tahun 2017 ini Pemkab Purbalingga bakal mengembangkan enam desa
wisata rintisan. Masing-masing desa ini dibantu satu orang
fasilitator yang diseleksi oleh Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata
(Dinporapar) Purbalingga.
Kepala
Bidang Pariwisata, Dinporapar Purbalingga, Mulyanto mengatakan keenam
desa wisata rintisan tersebut yaitu Desa Bumisari di Kecamatan
Bojongsari, Bokol di Kecamatan Kemangkon, Kaliori di Kecamatan
Karanganyar serta dua desa di Kecamatan Rembang, Gunung Wuled dan
Bantarbarang.
"Aktivitas
di beberapa desa memang sudah berjalan sejak setahun belakangan,
seperti Bantarbarang dengan 'Jembatan Pelangi', Desa Bokol dengan
sanggar kesenian dan wisata kulinernya. Tapi perlu dikemas lebih
menarik. Oleh karena itu, butuh peran dari fasilitator," kata
dia, Selasa (7/3).
Mulyanto
merinci, dari pemetaan awal, sejumlah desa memiliki karakteristik
yang berbeda. Desa Bumisari di Kecamatan Bojongsari memiliki potensi
wisata alam Curug Dhuwur, Curug Sawangan dan Curug Mangli yang sudah
dikenal. Sedangkan untuk aktivitas lainnya, wisatawan bisa ikut
belajar membuat gula kelapa dan menari Dames.
Sementara
itu, Desa Bokol, Kecamatan Kemangkon memiliki sanggar seni 'Darimu'
yang menggelar pentas secara rutin. Bahkan, tahun lalu ada wisatawan
dari Belanda yang datang berkunjung. Selain itu, wisata kuliner
tradisional juga menjadi andalan desa ini.
Desa
Kaliori, Kecamatan Karanganyar sejatinya sudah dirintis sejak dua
tahun silam. Namun potensi wisata kulinernya yang diberi nama 'Jimbaran Mini (Jimbrani)' sempat menghilang tanpa kabar. Pesona
alam Kedung Cucruk, di aliran Sungai Gintung menjadi andalan desa
ini.
Wisata
alam di Desa Gunung Wuled di Kecamatan Rembang bisa dibilang cukup
banyak. Di timur desa terdapat sumber air panas Kalianget dan Si
Penthul yang sudah dikelola masyarakat. Di bagian lain terdapat Curug
Bawahan, Kalipete dan Panyatan yang juga tak kalah menarik.
Tetangganya
Desa Bantarbarang, memiliki potensi yang sudah dikenal yaitu Jembatan
Pelangi. Kunjungan wisatawan ke jembatan warna warni ini cukup
tinggi, mencapai 5.000 orang per bulan. Potensi lainnya yaitu Monumen
Tempat Lahir Jenderal Soedirman yang juga berada di wilayah desa ini.
Objek wisata yang terakhir disebut dikelola oleh Pemkab Purbalingga.
Mulyanto
merinci, saat ini Purbalingga memiliki 10 desa wisata dan 6 rintisan
desa wisata. Khusus untuk desa wisata yang sudah mandiri, seperti
Desa Panusupan di Kecamatan Rembang dan Desa Wisata Serang Kecamatan
Karangreja saat ini tidak didampingi oleh fasilitator lagi. Meski
demikian, para pegiat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat
diimbau untuk tetap berkoodinasi dengan instansi dan pelaku wisata
yang lain.
Adapun
fasilitator yang ditunjuk yaitu, Narco bertugas di Desa Bumisari, Sri
Rahayu ditempatkan di Desa Bokol, Imam Y Arif Fahrudin bertugas di
Desa Bantarbarang, Aris Widianto di Desa Gunung Wuled dan Suci
Wijayanti di Desa Kaliori. Mereka bertugas untuk mendampingi dan
melakukan kajian pengembangan masyarakat dan pelaku wisata di desa.
Di samping itu, juga membantu penyusunan paket kunjungan wisata yang
sesuai dengan selera wisatawan.
"Membangun
sebuah desa wisata perlu proses dan tidak instan. Butuh kerjasama
dengan berbagai pihak dan proses pengkajian yang matang,"
ujarnya.
(Kabare
Bralink/Dinkominfo)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !