PURBALINGGA
– Ada satu destinasi wisata lagi hadir di Purbalingga. Jika
sebelumnya ada wisata petik stroberi di Desa Wisata Serang,
Karangreja, kini wisatawan bisa mengalihkan kunjungan ke Botania
Garden (Bogar) di rintisan Desa Wisata Karangcengis, Kecamatan
Bukateja. Wisatawan diajak memetik aneka buah di kebunnya langsung
dan menikmatinya diantara rindangnya kebun itu. Ada buah jambu citra,
jambu biji kristal, jambu biji merah, jeruk, kelengkeng dan
belimbing.
Agro
wisata ini memang dalam tahap persiapan. Rencananya secara resmi
mulai dibuka pada libur lebaran tahun 2017. Namun, saat ini
pengunjung sudah bisa mencoba mengunjunginya dan membeli buah di
kebun itu. Harganya tak perlu menawar, karena dibawah harga pasaran.
Untuk
mencapai Botania Garden, dari perempatan Ngebrak di wilayah Bukateja,
pengunjung mengambil jalan ke arah Timur, atau arah Desa
Karangcengis. Jalur itu merupakan jalur tembus yang sudah beraspal
halus menuju wilayah Kecamatan Rakit Banjarnegara. Kendaraan kecil,
apalagi bus juga bisa melewati jalan itu.
Pegiat
wisata Desa Karangcengis yang sekaligus sebagai ketua pengelola
Bogar, Abdi Legowo mengungkapkan, ide mengembangkan wisata agro petik
buah mulai dijalankan dua bulan lalu. Hal ini berlatarbelakang dari
luasnya kebun buah-buahan di Desa Karangcengis dan panen yang
melimpah. Jika musim panen raya tiba, harga buah-buahan bisa anjlog
di kalangan petani.
“Kami
mulai memberdayakan petani untuk diajak bergabung dalam Botania
Garden. Petani tidak mengeluarkan biaya tambahan, justru mendapat
keungtungan lebih jika menjual ke wisatawan. Keuntungan lebih ini
tentu dengan harga jual buah yang hampir sama di pasaran. Jika dijual
di tengkulak, tentunya harganya jauh dibawah harga pasaran,” ujar
Abdi Legowo, Jumat (10/3).
Abdi
Legowo menuturkan, saat ini Bogar mengelola 183 hektar kebun buah
milik petani. Petani tetap menggarap kebunnya sendiri-sendiri.
Pengelola mengatur kunjungan wisatawan ke kebun yang sudah siap
panen.
“Semula
kami ragu untuk menjual paket wisata agro ini, karena buah-buahan
tergantung musim. Namun, dengan panen buah jambu biji dan jambu
kristal yang melimpah dan hampir setiap hari, maka kami beranikan
untuk membentuk komunitas pengelola Bogar yang merupakan remaha
komunitas mesjid dan komunitas penyumbang darah,” kata Abdi Legowo.
Abdi
Legowo menuturkan, rencana wisata ini resmi dibuka menjelang lebaran
2017. Tiket yang dikenakan ke pengunjung Rp 5.000,-. Dengan tiket ini
pengunjung mendapatkan satu cup juss buah, misal jus jambu atau juss
jeruk ataau mendapatkan dua buah jambu citra. Dengan tiket itu
pengunjung bisa dengan bebas masuk ke kebun dan menikmati suasana
kebun yang rindang. Jika pengunjung akan membawa pulang buah-buahan
itu, bisa memetik sendiri dan nanti tinggal ditimbang.
“Soal
harga, kami pastikan dibawah harga pasaran. Misal, untuk jambu biji
saja, harga yang kami tawarkan antara Rp 2.500 – Rp 3.000 per
kilogram, sementara harga di pasaran Rp 7.000,- sampai Rp 10.000 per
kilogram. Harga yang kami jual itu, masih diatas harga petik yang
dijual ke tengkulak,” kata Abdi Legowo.
Untuk
melayani wisatawan, Abdi bersama teman-temannya sudah membagi tugas.
Mulai yang mengatur parkir kendaraan, pemandu kebun, tenaga
pemasaran, ahli pertanian yang bisa menjelaskan cara memetik buah
yang benar hingga cara budidayanya dan khasiat dari buah itu.
“Kebetulan
ada satu teman kami yang pernah belajar di agrowisata buah di
Plantera Fruits Paradismn Kendal,” ujar Abdi Legowo.
Jika
sudah beroperasi resmi, nantinya pengunjung yang masuk diberikan topi
caping untuk peneduh jika suasana panas dan diberi tempat keranjang
kecil untuk memetik buah. Saat ini, tengah disiapkan gasebo, sarana
MCK, warung di tengah kebun, dan prasarana pendukung lain.
“Meski
belum dibuka, sudah mulai banyak pengunjung yang datang. Kami sudah
mulai memasarkan bekerjasama dengan manajemen Perusahaan Daerah
Owabong selaku pembina. Kami juga sudah diajari cara melayani wisatan
dengan prinsip Sapta Pesona wisata. Yang jelas, kami ingin memberikan
yang terbaik untuk wisatawan yang datang ke Botania Garden
Karangcengis,” ujar Abdi Legowo.
Salah
seorang petani Ahmad Riyadi yang bergabung dengan Bogar mengaku
senang dan tertarik. Ahmad mengaku tidak dirugikan dengan model
kerjasama yang ditawarkan. Bahkan, Ahmad mendapat pendapatan lebih
dari harga buah jika dijual ke tengkulak. Ahmad kini mengelola
tanaman jeruk sekitar 50 ubin dan 60 ubin tanaman jambu citra. Satu
ubin luasan lahan setara dengan 14 meter persegi.
“Tanaman
jambu citra mulai bisa dipanen umkur 2,5 tahun. Saat saya menanam
harga bibitnya Rp 40 ribu per batang, dan kini sudah mulai berbuah.
Jika dihitung, sudah kembali modal semua. Kini tinggal menikmati
keuntungan. Dalam satu minggu bisa menjual buah jambu sekitar 5 – 6
kuintal. Harga per kilogramnya sekitar Rp 12 ribu, jadi mendapat
pendapatan sekitar Rp 6 juta – Rp 7,2 juta,” ujarnya.
(Kabare
Bralink/Dinkominfo)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !