PURBALINGGA - Program Jambanisasi
yang canangkan oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga belum sepenuhnya
berjalan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai
permasalahan dilapangan seperti tidak adanya lahan, tidak adanya
biaya, belum adanya waktu dan belum adanya kesadaran swadaya
masyarakat baik dari penerima bantuan maupun masyarakat sekitar.
Hal tersebut dikatakan Abu Rohman, Ketua
Praktek Kerja Nyata Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKN-PKMD)
Universitas Muhamadiyah Purwokerto (UMP) saat memberikan laporan
hasil PKN di Aula Balai Desa Kutawis Kecamatan Bukateja, Sabtu (4/1).
Pemberian Laporan tersebut berkaitan akan berakhirnya masa PKN yang
telah dilaksanakan selama 1 bulan. Kegiatan PKN juga dilaksanakan di
Desa Karanggedang, Kecamatan Bukateja.
“ Dari target jambanisasi 17 Kepala
Keluarga (KK) hanya dapat direalisasikan 9 KK, 5 KK sudah selesai
sedangkan 4 KK masih tahap finishing,” kata Abu,
Abu merekomendasikan kepada Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Purbalingga agar bisa membantu masyarakat yang
secara ekonomi sangat miskin. Karena sebagian masyarakat yang belum
berjamban rata-rata masuk katagori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Permasalahan sangat kompleks yakni, ada yang janda, ada yang kepala
keluarganya yang lumpuh serta tidak mempunyai sumber air sendiri.
Kepala Desa Kutawis, Subandi mengatakan
Desa Kutawis sudah termasuk Desa Open Defecation Free (ODF) atau desa
yang sudah tidak buang air besar sembarangan. Kurang lebih ada 90
persen warga Desa Kutawis yang telah berjamban. 10 persen sisanya
sedang dilakukan program jambanisasi namun masih ada beberapa kendala
dilapangan.
“Swadaya masyarakat masih dirasa kurang
terutama untuk pembiayaan, yakni untuk pembelian material seperti
semen dan pasir. Kemudian terkait swadaya tenaga sering berbenturan
dengan waktu yang tidak memungkinkan,” kata Subandi.
Sedangkan sekretaris Dinas Kesehatan, Umar
Faozi mengatakan program jambanisasi merupakan program stimulant dari
Pemkab agar seluruh masyarakat nyengkuyung program tersebut, baik
dari segi tenaga, dan biaya. Program tersebut diharapkan dapat
menumbuhkan semangat gotong-royong dan rasa sosial kepada masyarakat
yang secara ekonomi perlu dibantu.
“Untuk itu sengkuyung seluruh masyarakat
agar desanya ODF 100 persen sangat diharapkan. Dengan ODF maka
kesehatan masyarakat bisa terjaga,” katanya.
Sebagaimana diketahui program jambanisasi
pada tahun 2016 telah dianggarakan sebesar Rp 3 miliar. Hadir pada
saat itu juga perwakilan Bapelitbangda, Dinas Kesehatan, Dinas
Lingkungan Hidup, Dinas Kominfo, Camat Bukateja dan Kepala Puskesmas
Kutawis.
(Kabare Bralink/Dinkominfo)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !