PURBALINGGA - Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Purwokerto mengapresiasi gerakan 'Macan Manis'
(Mama Cantik Menanam Cengis/Cabai Rawit) yang dicanangkan Pemkab
Purbalingga. Meski gerakan menanam cabai itu bukan yang pertama di
wilayah kerja Bank Indonesia Purwokerto, namun gerakan kali ini lebih
luas dan melibatkan ribuan orang. Bahkan, gerakan itu mendapat
penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
"Menurut kami, gerakan menanam cengis
atau cabai ini luar biasa. Memang, ini bukan yang pertama. Jadi kalau
di wilayah kerja kami, gerakan menanam cabai ini sudah dimulai
pertama di Cilacap, kemudian di Banjarnegara, kemarin di Banyumas,
dan ini yang keempat di Purbalingga," kata Kepala Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Ramdan Denny Prakoso usai
menghadiri pencanangan Gerakan "Macan Manis" di Alun-Alun
Purbalingga, Selasa (11/4).
Denny mengatakan, gerakan menanam cabai di
Purbalingga luar biasa karena pemkab setempat bisa mengerahkan 5.530
ibu-ibu yang tergabung dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK), anggota dharma wanita dan organisasi wanita lainnya,
masing-masing menanam empat batang bibit cabai rawit. Peserta menanam
cabai bersama itu tersebar di 18 kecamatan se-Kabupaten Purbalingga.
“Harapan kami, kegiatan menanam cabai
bisa menjadi budaya dan menyebar hingga ke pelosok Purbalingga.
Selanjutnya rumah tangga di Purbalingga mampu untuk memenuhi
kebutuhan cabainya sendiri," katanya.
Ketika ditanya soal harga cabai rawit
merah yang cenderung menurun, Denny mengatakan salah satu penyebabnya
adalah membaiknya suplai cabai di pasaran karena kondisi cuaca mulai
membaik. Selain itu, secara persepsi dan ekspektasi menunjukkan
gerakan menanam cabai di hampir seluruh daerah memberikan dampak
psikologis bahwa harga cabai dapat dikendalikan pada masa yang akan
datang.
Denny mengakui berdasarkan data di dua
kota pantauan inflasi, yakni Purwokerto (Kabupaten Banyumas) dan
Cilacap dalam beberapa bulan terakhir, cabai rawit bukan lagi menjadi
penyumbang inflasi.
"Bahkan sekarang, cabai menjadi salah
satu elemen penyumbang deflasi di Purwokerto dan Cilacap," kata
Denny.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten Purbalingga Ir Lily Purwati mengatakan, pihaknya juga
menggerakan penanaman cabai di kalangan petani. Pemkab Purbalingga
mendukung gerakan penanaman cabai besar dengan fasilitasi kegiatan
berupa bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa cultivator,
pompa air, handsprayer, serta bantuan mulsa untuk 18 kelompok tani di
Purbalingga. Bantuan bersumber dari dana APBN itu dengan sasaran 75
hektar tanaman cabai.
Selain itu, juga fasilitasi untuk budidaya
kawasan cabai rawit seluas 25 hektar yang bersumber dari dana APBN.
Bantuan yang diberikan berupa alsintan dan mulsa untuk enam kelompok
tani. Kegiatan cabai besar bersumber dana APBD Provinsi seluas 2
hektar berupa bantuan sarana produksi (benih, mulsa, pupuk organik
padat, dan pupuk organik cair) yang diberikan kepada kelompok tani
Sigintung Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet.
“Fasilitasi lainnya yang diberikan
melalui APBD Provinsi yakni bantuan tanaman cabai dalam polibag
sejumlah 3.900 buah untuk kelompok wanita tani Wiji Dadi Kelurahan
Purbalingga Lor. Sedang bantuan saprodi cabai besar di pekarangan
dengan sumberdana dari APBN sejumlah 54.000 polibag untuk 27 kelompok
wanita tani,” kata Lili Purwati.
(Kabare Bralink/Dinkominfo)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !