PURBALINGGA - Pengurus Cabang (PC)
Fatayat NU Kabupaten Purbalingga memperingati hari lahir Fatayat NU
yang ke 67 , yang diikuti seluruh Fatayat dari masing-masing pengurus
anak cabang (PAC) se Kabupaten Purbalingga, di Pendapa Dipokusumo
Senin pagi (24/04).
Dalam kesempatan itu, Bupati Purbalingga
H. Tasdi, SH. MM. dalam sambutannya melalui Asisten III Bidang
Administrasi Umum, Drs. Widiyono, M.Si. menyampaikan selamat atas
harlah Fatayat NU dan berharap sumbangsih Fatayat dalam membina
generasi muda yang islami tetap istikomah didasari pengabdian ikhlas
membangun NKRI.
“Tepat 3 hari yang lalu, esensi dari
perjuangan R.A. Kartini sebagai pelopor emansipasi wanita, telah
mengantarkan wanita Indonesia mendapat hak dan kesempatan yang sama,
namun tentunya tetap menjaga kepribadian adat ketimuran dan teguh
bertahan sebagai pelita dalam keluarganya,” kata Widiyono.
Selanjutnya, Widiyono juga meminta Fatayat
NU Purbalingga membentengi diri dan tidak terprovokasi pada
paham-paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Karena hidup di
Negara Kesatuan yang dibangun dari demokrasi, tentunya memerlukan
toleransi, saling menghormati dan semangat persatuan dari berbagai
macam perbedaan yang ada di Indonesia, dan bahkan mensyukurinya
sebagai nikmat dari yang kuasa atas kebhinekaan yang menjadikan
Indonesia bangsa yang besar.
“Maka saya kira, dengan agama atau paham
apapun, tidak perlu ada kekhalifahan baru di Indonesia, dan dalam
situasi dan kondisi bagaimanapun, tetaplah hidup berdampingan dalam
ikatan persaudaraan,” kata Widiyono.
Sementara itu, Pembina Fatayat NU Pusat
Jakarta, Dra. Hj. Ida Fauziyah, M.Si. meyampaikan beberapa hal yang
perlu diwaspadai dan harus selalu mendapatkan perhatian para orangtua
agar anak-anaknya, generasi penerusnya terhindar dari bahayanya.
“Saat ini, negara dalam kondisi darurat
ideologi, darurat kekerasan seksual dan juga darurat narkoba,” kata
Hj. Ida.
Menurutnya, apabila tidak waspada, maka
generasi bangsa akan mendapatkan dampak-dampak negatif yang tidak
hanya akan merusak manusianya saja tetapi akan menghancurkan NKRI.
Kondisi yang demikian, lanjut Hj. Ida, diperparah dengan
penyalahgunaan kemajuan ilmu teknologi, dimana anak-anak dengan mudah
mendapatkan akses internet sehingga dampak negatif dari penyimpangan
ideologi sedikit demi sedikit mempengaruhi pemikiran anak-anak tanpa
filter yang benar.
“Selain itu, anak-anak akan mudah
mengakses hal-hal yang membuat obsesi seksualnya tidak terbendung,
dan begitu gampangnya bergaul dengan komunitas yang salah dengan
pergaulan bebas yang seringkali menjerumuskan anak-anak pada
penggunaan narkoba,” kata Hj. Ida.
Maka kepada segenap Fatayat NU
Purbalingga, Hj. Ida berpesan untuk selalu menjaga anak-anaknya, dari
pemahaman ideologi baru selain Pancasila sebagai dasar negara.
Kemudian juga mengawasi pergaulannya serta dibatasi dengan tidak
serta merta memenuhi keinginannya, namun melimpahkan kasih sayangnya
secara bijaksana.
Dalam peringatan harlah Fatayat NU
tersebut juga dilaksanakan pembagian hadiah Festival Budaya Islami PC
Fatayat NU Purbalingga untuk 5 kategori lomba yaitu lomba MHQ yang
dijuarai oleh PAC Karangmoncol, lomba MTQ yang dijuarai PAC
Karanganyar, lomba Khitobah dijuarai PAC Bojongsari, lomba paduan
suara dijuarai PAC Karangmoncol dan lomba hadrah yang dijuarai PAC
Padamara.
(Kabare Bralink/Dinkominfo)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !