PURBALINGGA
– Persoalan hutang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Purbalingga
kepada pemerintah pusat akhirnya dapat terselesaikan. Hutang yang
ditanggung PDAM sejak 1994/95 Rp 4,2 miliar, hingga 2007/2008
membengkak menjadi Rp 14 miliar. Pada 2015 lalu sisa hutang PDAM yang
belum terselesaikan sebesar Rp 4,4 miliar sudah diselesaikan dengan
penghapusan mutlak oleh Kementerian Keuangan RI. Bahkan pada tahun
itu juga, PDAM telah mampu membukukan laba dari target keuntungan Rp
6 miliar, dapat tercapai Rp 10 miliar.
“Saya
mengapresiasi kinerja PDAM yang dari tahun ketahun membaik. Kini PDAM
telah mampu BEP (break even point-red) bahkan telah berkontribusi
pada PAD dan ikut membangun kesejahteraan masyarakat,” kata Bupati
pada acara Silaturahmi dengan keluarga besar PDAM Purbalingga di
Pendapa Dipokusumo, Jumat (14/7).
Bupati
menilai, kondisi baik yang ada sekarang merupakan hasil kerja bersama
keluarga besar PDAM Purbalingga, baik oleh direktur dan pejabat yang
terdahulu maupun menejemen yang sekarang masih aktif.
“Saya
berterimakasih kepada Pak Riyanto (Direktur sekarang-red) dan para
mantan-mantan direktur dan pejabat PDAM. Apapun mereka telah berjasa
membangun PDAM dan membangun Purbalingga. Termasuk semua yang
sekarang masih aktif di PDAM,” katanya.
Kedepan,
lanjut Bupati, performa PDAM harus ditingkatkan baik sarana
prasarananya maupun sumber daya manusianya. Rencananya, gedung PDAM
yang ada sekarang akan direnovasi menjadi kantor perusahaan yang
lebih representatif berlantai tiga.
“Kinerjanya
juga harus mengikuti, jangan sampai air bersih yang menjadi kebutuhan
masyarakat menjadi trobel dan rakyat menjadi dirugikan. Hal-hal yang
belum diselesaikan agar segera dirancang termasuk memenuhi target
MDG’s yang belum tercapai,” pesannya.
Direktur
PDAM, Riyanto mengungkapkan target MDGs (Millennium Development
Goals) 2017 yang mewajibkan 100 persen pelayanan air bersih mudah
akses, baru tercapai pada kisaran 35 – 40 persen pada seluruh
wilayah kabupaten Purbalingga. Capaian tersebut hanya mencakup
pelayanan yang dilakukan PDAM, belum termasuk akses air bersih yang
dilayani oleh Pamsimas dan pelayanan air bersih oleh masyarakat
secara swadaya.
Terkait
dengan layanan sambungan rumah, menurut Riyanto target tahun 2017
mengalami penurunan. Pada 2016 target sambungan rumah mencapai 3.250,
sedangkan pada 2017 ini hanya 1.250.
“Ini
bukan berarti karena kami tidak bisa, tetapi karena produksi air yang
didapat dari sejumlah sumber air sudah overload dan tidak bisa
dikembangkan lagi untuk menambah layanan sambungan baru,” katanya.
Untuk
menambah luasan pelayanan, pihaknya berencana memanfaatkan empat
sumber mata air baru yakni dua sumber di gombangan, satu di Kajongan
dan satu lagi sumber mata air desa Dagan Kecamatan Bobotsari.
“Untuk
pemanfaatan sumber mata air baru ini, kami memiliki kendala terkait
perizinan SIPA (Surat Ijin Pengelolaan Air) yang dikeluarkan oleh
BBWS Serayu Opak. Kami sudah berproses, namun sampai hari ini belum
terselesaikan SIPAnya,” jelasnya.
Riyanto
menambahkan, dari jumlah 18 kecamatan yang ada, pihaknya baru dapat
memberikan pelayanan air bersih pada 12 wilayah kecamatan. Tahun ini
akan bertambah cakupan pelayanan di kecamatan Kejobong yang sampai
saat ini masih dalam proses negosiasi tarif.
(Kabare
Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !