PURBALINGGA –
Pembangunan Lapangan Udara (Lanud) Jenderal Besar Soedirman menjadi
bandara komersial bakal menjadi salah satu fasilitas peningkatan
pelayanan ibadah haji di Purbalingga. Nantiya, jika Bandara JB
Soedirman sudah beroperasi, jamaah haji kabupaten Purbalingga
dijanjikan bakal menggunakan perjalanan udara menuju Bandara Adi
Sumarmo, Boyolali.
“Kami jajaran pemkab
Purbalingga berkomitmen terus meningkatkan pelayanan ibadah haji.
Bahkan kami punya mimpi, saat bandara (JB Soedirman-red) sudah jadi,
jamaah haji Purbalingga tak lagi naik bus tapi bisa menggunakan
pesawat terbang dari Bandara JB Soedirman menuju embarkasi Donohudan
Boyolali,” ujar Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM saat penerimaan
jamaah haji Kabupaten Purbalingga tahun 2017, di Pendapa Dipokusumo,
Senin (16/10).
Mimpi jangka panjangnya, lanjut
Bupati, kabupaten Purbalingga nantinya dapat menjadi embarkasi atau
lokasi pemberangkatan ibadah haji dari kabupaten-kabupaten di wilayah
Jawa Tengah bagian Barat. Sehingga jamaah haji dari kabupaten
Purbalingga dan sekitarnya tidak harus menempuh perjalanan jauh ke
Solo.
“Itu menjadi mimpi dan bagian
dari komitmen kami meningkatkan pelayanan ibadah haji. Bukan sekadar
mimpi, tapi kami sudah mulai merintisnya,” katanya.
Untuk mewujudkan mimpi itu,
lanjut Bupati Tasdi, dirinya sudah bertemu dengan Presiden RI dan
Gubernur Jawa Tengah guna menyampaikan keinginan tersebut. Pemkab
Purbalingga juga bakal membangun Purbalingga Islamic Centre (PIC)
seluas 5 hektar dengan rencana biaya mencapai Rp 77 miliar. Tahun ini
pembangunanya sudah dimulai dengan anggaran Rp 15 miliar untuk
pondasi dan penataan lokasi.
“PIC termegah di Jateng ini
nanti menjadi pusat kegiatan manasik haji dan umroh, kegiatan dakwah
syiar islam, Ramadhan Fair, termasuk pemberangkatan dan penerimaan
jamaah haji,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut,
Bupati menerima dan menyerahkan 808 tokoh agama baru kepada Ikatan
Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Purbalingga.
“Bupati
dan Wabup tidak bisa bekerja sendirian apalagi dibidang keagamaan.
Sehingga saya berharap 808 haji dan hajah menjadi tokoh di masyarakat
dan membantu saya mewujudkan Purbalingga yang ahlakul karimah,”
tandasnya.
Drs. H. Munir dari IPHI
Purbalingga mengingatkan bahwa haji yang mabrur menurut kesepakatan
ulama adalah orang yang seyelah berhaji mengalami perubahan sikap
mental yang semakin baik. Yakni haji yang semakin dekat dengan Allah,
ahlaknya mulia, semakin dekat dengan masjid dan melaksanakan amar
ma’ruf nahi mungkar.
“Saat ini IPHI beranggotakan
7000-an haki. Ditambah 808 jumlahnya hampir 8000 anggota. Menjadi
IPHI bisa membantu anggota menjadi haji mabrur sepanjang hayat,”
katanya.
Sementara, Kepala Bagian Kesra
Setda Priyo Satmoko, SH, MH menuturkan, total jamaah haji Purbalingga
tahun 2017 sebanyak 813 orang dengan rincian 805 jamaah haji dan 8
orang petugas TPHD/TKHD. Jumlah itu terbagi menjadi tiga kelompok
terbang (kloter) yakni kloter 2 jumlah 350 jamaah, kloter 43 sebanyak
338 jamaah dan kloter 44 sebanyak 121 jamaah. Ditambah 2 orang yang
tergabung dalam kloter sapu jagad.
“Jamaah haji Purbalingga
tahun ini yang meninggal lima orang dan gagal berangkat satu orang.
Satu orang masih dirawat di Jeddah atas nama RH Sucipto dari
Limbasari. Namun informasi terakhir sudah sehat dan siap
dipulangkan,” jelas Priyo.
Lima orang yang meninggal
dunia, masing-masing Indriyani (Sokawera), Tohari (Karanganyar), Ach.
Rusdi (Kebutuh), Sudiyono (Bantarbarang) dan Damini (Timbang).
(Kabare Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !