PURBALINGGA - Rudias
Kresna dan Intan Kusuma Dewi, terpilih sebagai juara I Kakang dan
Mbekayu Duta Wisata Purbalingga 2017. Meski diiringi hujan gerimis,
malam grand final pemilihan Duta Wisata Purbalingga yang berlangsung
di Obyek Wisata Air Bojongsari (Owabong), Sabtu (30/9) malam
berlangsung meriah. Panggung yang berada di dekat kolam terkesan unik
dan menarik ketika bermandikan cahaya lampu.
Sementara untuk juara II dan
III Kakang masing-masing diraih Anif Muchlasin dan Dava Wardana.
Sedang juara II dan III Mbekayu masing-masing diraih Mutiara Prisfa
Kinanti dan Andra Tiara Syafira.
Panitia yang dimotori Dinas
Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga juga
menetapkan juara harapan I hingga III. Untuk Kakang juara Harapan I –
III masing-masing diraih Iman Galang Kamukten, Fadhil Jamaluddin Nur
Rozaq dan Mahardi Kharisma. Sedang Juara Harapan I – III Mbekayu
masing-masing diraih Falen Hadi Putri, Ana Mariana Ulfah, dan Maria
Agraini Rachmawati.
Para juara selain mendapatkan
tropi dan piagam juga mendapatkan uang pembinaan. Bahkan, Bupati
Purbalingga Tasdi, SH, MM yang membuka dan sekaligus menyematkan
selendang bagi para juara juga menjanjikan uang tunai Rp 10 juta
serta sepeda motor jika Kakang atau Mbekayu Purbalingga bisa mewakili
Provinsi Jateng ke kancah nasional tahun ini.
Di bagian lain, Bupati Tasdi
mengatakan, Pemkab Purbalingga terus mendorong pembangunan sektor
pariwisata. Bahkan, Tasdi berobsesi kunjungan wisatawan ke
Purbalingga paling tidak bisa menempati posisi urutan kedua setelah
Kabupaten Magelang.
“Kunjungan wisatawan ke
Purbalingga pada tahun 2016 lalu mencapai 1,5 juta lebih wisatawan.
Kami mentargetkan paling tidak bisa menempati posisi kedua setelah
Kabupaten Magelang yang memiliki destinasi wisata Candi Borobudur,”
kata Tasdi.
Tasdi mengatakan, sektor
pariwisata diyakini mampu menciptakan multiplier effect bagi
perekonomian masyarakat. Oleh karenanya, Pemkab terus mengembangkan
destinasi wisata yang menarik termasuk desa-desa wisata. Destinasi
wisata yang akan dikembangkan yakni Goa Lawa, nantinya dibuat menjadi
destinasi wisata nasional bahkan di Asia. Selain itu, dukungan
infrastruktur juga terus dilakukan pada lokasi menuju daya tarik
wisata. Seperti halnya di Desa Serang Karangreja yang dikenal dengan
agrowisata, kini jalan sudah dilebarkan antara 7 hingga 9 meter.
Pemkab juga berencana melebarkan jalan lagi menuju obyek wisata yang
akan digarap oleh investor Korea di Desa Serang, Karangreja.
“Pemkab Purbalingga
berkomitmen terus mengembangkan daya tarik dan wahana wisata di
Purbalingga. Hal ini sejalan pula dengan dukungan pembangunan bandara
Jenderal besar Soedirman. Diharapkan, dengan keberadaan bandara itu,
semakin banyak wisatawan yang akan datang ke Purbalingga,” katanya.
Sementara kepada para kakang -
mbekayu, Bupati Tasdi berpesan agar ikut mempromosikan pariwisata
Purbalingga. Kakang - mbekayu tidak hanya cantik atau ganteng saja,
tetapi harus memiliki kecerdasan dan sikap yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
Kepala Dinporapar Purbalingga
Drs Imam Hadi, M.Si mengatakan, ajang pemilihan Kakang Mbekayu Duta
Wisata tahun 2017 ini dikemas dengan nuansa berbeda dibanding
tahun-tahun sebelumnya. Lokasi malam grand final sengaja dipilih di
Owabong dengan nuansa kolam yang menjadi pemandangan disertai kilauan
lampu didepan para tamu. Sebanyak 20 pasang finalis mengikuti
serangkaian kegiatan seperti mengunjungi daya tarik wisata, test
kepribadian, presentasi dan karantina.
“Untuk juara I Kakang Mbekayu
selanjutnya akan mengikuti seleksi tingkat Jateng yang akan
berlangsung minggu ke empat bulan Oktober 2017 ini,” kata Imam
Hadi.
Kabid Pariwisata pada
Dinporapar Purbalingga Drs Mulyanto menambahkan, pendaftar peserta
kakang –mbekayu tahun 2017 ini mengalami penurunan. Jika pada tahun
2016 lalu pendaftar sekitar 123 orang, tahun ini hanya 77 orang.
“Dari sisi penyelenggaraan
boleh dibilang sukses, namun kalau dari kualitas sepertinya mengalami
penurunan terutama kemampuan peserta dalam berbahasa Inggris. Hal ini
terlihat, dari enam pasang finalis yang mendapat soal undian
berbahasa Inggris, malah dijawab dengan bahasa Indonesia. Jawaban
dengan bahasa Indonesia itupun kurang mengenai sasaran. Padahal, di
kancah pemilihan duta wisata tingkat provinsi nanti, kemampuan Bahasa
Inggris aktif sangat diperlukan,” tambah Mulyanto.
(Kabare Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !