PURBALINGGA – Festival
Jenderal Soedirman (FJS) 2018 yang digelar di Monumen Tempat Lahir
(MTL) Jenderal Soedirman, Desa Bantar Barang, Kecamatan Rembang,
Purbalingga dari tanggal 24 Januari lalu, resmi ditutup oleh Bupati
Purbalingga, H. Tasdi, SH, MM, Senin sore (29/01/2018).
“Saya harap Panglima Jenderal
Soedirman menjadi sauri tauladan bagi generasi muda saat ini,
sehingga tumbuh jiwa patriotisme untuk mengisi kemerdekaan,”
ujarnya saat memberikan sambuatan dihadapan ribuan masyarakat yang
hadir pada penutupan kegiatan itu.
Penutupan FJS diakhiri dengan
Istigosah bersama Habib M. Lutfi bin Ali bin Yahya dari Pekalongan
serta peringatan Haul Panglima Besar Jenderal Soedirman Ke – 102.
Bupati mengatakan diadakannya Istigosah dan peringatan Haul Panglima
Besar Jenderal Soedirman tersebut, selain adalah sebagai ungkapan
rasa syukur terlahirnya pahlawan besar yang lahir di Purbalingga juga
membangun silaturahmi antara.
“Pertama membangun
spritualitas, kedua memumpuk tali silaturahmi selanjutnya menjadi
semangat untuk membangun Purbalingga,” katanya.
Terkait dengan pembangunan,
Bupati bertekad untuk membangun Rembang menjadi kota ke empat,
setelah Purbalingga, Bobotsari dan Bukateja, yakni dengan membangun
alun-alun kecil didepan MTL Jenderal Sodirman.
”Jalan menuju rembang juga
akan kami lebarkan, melalui Jembatan Tegalpingen jarak juga semakin
dekat, ” katanya.
Dandim 0702 Purbalingga Letkol
Inf Andi Bagus Dian Arika menjelaskan FJS telah berlagsung selama 6
hari dimulai 24 -29 Januari 2018, dimeriahkan sejumlah kegiatan
antaralain Display Drumband Canka Suhbrastha Yonif Raider 408 Sragen
dan sosiodrama perjuangan Pangsar Jenderal Soedirman. Tambahnya,
lomba tari Banyumasan, lomba thek-thek, lomba lari pandu,
pameran produk lokal dan alusista, pangung hiburan serta haul PBJ.
“Melalui festival ini dapat
menambah rasa kesatuan dan persatuan, serta menjadi sarana untuk
mengenang jasa para pahlawan serta meneladani jiwa juangnya,”
katanya.
Pada kesempatan itu, Habib
Muhammad Luthfi bin Yahya, mengajak warga masyarakat Kabupaten
Purbalingga, khususnya di tahun politik 2018, untuk tetap waspada
terhadap isu-isu dan permasalahan politik yang dapat memecah
persatuan antar seluruh umat di Tanah Air agar persatuan bangsa dapat
terjaga dengan baik. Habib Luthfi berpesan masyarakat Purbalingga
untuk rajin berdzikir agar tidak mudah goyang terpancing isu di tahun
politik.
“Jadi, jangan cuma ada tahun
politik, kita juga bikin tahun dzikir dan sholawat,” pesannya.
(Kabare Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !