PURBALINGGA – Jumlah
kunjungan wisatawan ke Goa Lawa (Golaga) selama libur lebaran ini
mengalami kenaikan yang cukup drastis. Data kunjungan mulai hari H
lebaran pada Jumat (15/6) hingga Rabu (20/6) atau selama enam hari
libur lebaran sudah mencapai 26.327 pengunjung. Sementara, data tahun
2017, jumlah pengunjung selama 10 hari libur lebaran tercatat 18.100
wisatawan.
“Pengunjung Golaga tahun ini
mengalami kenaikan yang lumayan tinggi. Berdasar data sementara,
hingga hari keenam libur lebaran atau tanggal 20 Juni pukul 16.00
WIB, kenaikan sudah mencapai 8.227 orang atau naik 45,5 persen,”
kata Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pemuda Olah Raga dan
Pariwisata, Ir Prayitno, M.Si, Rabu (20/6).
Prayitno mengatakan, puncak
kunjungan ke Golaga terjadi pada hari ketiga pasca lebaran atau pada
hari Minggu (17/6). Jumlah pengunjung hari itu sebanyak 7.895 orang.
Pada hari keempat (18/6) pengunjung Golaga tercatat 5.574 dan
sebelumnya pada hari kedua lebaran (16/6) tercatat 5.024 orang.
“Tahun 2017 silam, puncak
jumlah pengunjung tertinggi hanya mencapai 4.500 orang, namun tahun
ini bisa tembus angka 7.895 orang,” kata Prayitno disela-sela
pemantauan Golaga.
Prayitno mengaku optimis,
kunjungan ke Golaga hingga hari ke 10 lebaran, atau Minggu (24/6)
bisa mencapai angka 30.000 wisatawan. Meski, hari kerja sudah mulai
Kamis (21/6) ini, namun berdasar pengalaman tahun lalu, kunjungan
wisatawan masih tetap ada. “Anak-anak sekolah, kalangan pendidik
dan pekerja sektor informal, masih akan banyak yang berkunjung ke
Golaga. Mereka justru memilih berkunjung ketika puncak libur lebaran
sudah terlewati,” kata Prayitno.
Prayitno mengatakan, kenaikan
jumlah pengunjung ini tidak terlepas dari pembenahan di Golaga,
khususnya di bagian dalam goa dengan sajian lampu warna-warni seperti
layaknya Goa di Guilun Tiongkok. Pembenahan masih terus akan
dilakukan pasca libur lebaran ini. “Mulai Senin (18/6) pembenahan
dilanjutkan dengan fokus untuk pembangunan pagar keliling.
Pembangunan pagar tidak mengganggu aktivitas wisatawan yang datang.
Pagar Golaga nantinya dari batu candi yang didatangkan dari Muntilan
Magelang. Jadi nantinya konsep pengembangan Golaga seperti nuansa
Kerajaan Majapahit mulai akan terbentuk,” kata Prayitno.
Disebutkan Prayitno,
peningkatan jumlah kunjungan ke Golaga tidak terlepas dukungan semua
pihak, termasuk promosi media yang gencar. Selain itu, promosi dari
wisatawan itu sendiri melalui akun media sosialnya, yang semakin
membuat viral. Hampir semua pengunjung Golaga melakukan foto di dalam
Goa dengan taburan lampu yang warna-warni dan berubah setiap saat.
“Obyek foto itu yang diunggah oleh mereka dan akhirnya banyak
folowernya yang tertarik untuk mengunjungi Golaga,” kata Prayitno.
Ditambahkan Prayitno, berdasar
pemantauan karakter wisatawan, pengunjung Golaga saat ini hampir
semuanya dari luar kota Purbalingga. Atau jika dari dalam kota
Purbalingga, mereka rata-rata membawa kerabatnya yang datang dari
luar kota. Pengunjung juga merasa nyaman karena tidak ada hiburan
musik dangdut yang terkesan membuat suasana panas. Pengunjung justru
banyak yang berlama-lama dengan bercengkerama dibawa rindangnya pohon
pinus bercabang.
“Usai menjelajahi keindahan
dalam goa yang bertabur lampu, mereka kebanyakan menikmati suasana
sejuk di sekitar goa. Mereka duduk-duduk di kursi kayu yang memang
sengaja banyak dipasang. Waktu menjelajahi dalam goa, rata-rata
sekitar 30 menit, kemudian waktu terlama justru ada di luar goa untuk
bercengkerama dengan keluarga,” tambah Prayitno.
Sementara itu, salah seorang
pengunjung dari Jakarta, Oktaviani (21) mengungkapkan, dirinya
bersama keluarga yang mudik ke Semarang sengaja mampir ke Golaga. Di
tengah perjalanan kembali ke Jakarta, Rabu (20/6) ia bahkan sengaja
mampir untuk melihat Golaga. Mereka bahkan sudah sampai di Golaga
sekitar pukul 6.30 saat loket belum buka. “Saya penasaran sekali
melihat foto-foto Golaga yang banyak muncul di media sosial. Rasa
penasaran ini sudah terobati setelah berkunjung ke Golaga. Pembenahan
di luar memang belum banyak, tapi ternyata keindahan didalam goa
tidak membuat kami kecewa. Apalagi, kami juga bisa menikmati cafe di
dalam goa, ini merupakan satu-satunya cafe goa di Indonesia yang
pernah saya kunjungi,” ujarnya.
(Kabare Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !